BANYAK teori tentang kepemimpinan. Berdasarkan pengalaman yang saya jalani serta pengajaran dari orang-orang terdekat, sejatinya kepemimpinan yang sukses itu adalah kepemimpinan yang selalu saja menyertakan empati, nurani, dan hati. Hanya dengan empati, nurani yang baikm seorang pemimpin akan selalu merasa bahwa orang-orang yang dipimpinnya adalah penting. Seorang pemimpin juga tidak akan berhasil tanpa kehadiran secara holistik orang-orang yang dipimpinnya.

      Oleh karena itu, seorang pemimpin selain harus smart, cerdas, maka dia harus memiliki kemampuan-kemampuan yang tergerak dari nuraninya yang suci dan tulus. Selain itu, dia juga harus menjadi pionor keteladanan di tengah-tengah kehidupan, tidak boleh tidak boleh ada egoistis. Mengapa? Karena pemimpin bukanlah yang penting ditakuti oleh bawahan.

      Banyak sekali pemimpin yang merasa kalau bawahannya takut kepadanya, dia menjadi seorang pemimpin yang hebat. Padahal sebenarnya tidak demikian. Ketakutan itu hanya bersifat semu. Tapi kalau kepemimpinan itu hadir karena yang dipimpin atau staf yang merasa pimpinannya dituakan, maka dia perlu dibantu -  bukan karena ketakutan tapi itu adalah tanggung jawab. Ini adalah hal-hal yang secara kejiwaan yang melekat dan memberikan kontribusi pada kesuksesan pemimpi. Maka di situlah arti kepemimpinan bermakna yang sebaik-baiknya.

      Inti lain dari pemimpin yang baik yakni harus menjadi contoh dari keuletan. Dia hanya memiliki kemauan yang pasti terhadap sesuatu yang dia mau capai, sebab kemauan menjadi segala hal yang harus dimiliki oleh pemimpin dengan mendahului seluruh gerakan. Kedua, pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang selalu bergairah. Dan memiliki passion kemauan yang gigih. Jadi tidak hanya mau, tapi dia juga harus memiliki passion dengan melakukan kemauan. Passion itu dimaknakan sebagai kegairahan yang berlebihan. Sebab, bila terdapat “kegeretan” yang berlebihan barulah dia mencapai hasil yang lebih dari apa yang ada sebelumnya.

      Selain kemauan dan passion, pemimpin yang baik juga harus bisa melakukan sebuah pendekatan visi ke depan yang tertulis, terencana, serta teragenda. Seorang pemimpin yang baik tidak hanya bisa bicara yang baik, tetapi dia juga bisa menuliskan apa yang bisa menjadi keinginannya. Selain itu dai mau melaksanakan apa yang dia tulis.

      Perencanaan itu harus jadi agenda aksi yang jelas.Semakin hebat seorang pemimpin,makin terukur gerakan itu secara spesifik

One by  one,satu demi satu,momen by momen yang harus diraihnya sehingga manajemen terukur dari seorang pemimpin yang hebat pasti dia miliki.

      Kaulah dia terukur seperti itu,berarti dia memiliki fighting spirit.Artinya,dia mau vivere pericoloso – semboyan bangsa Italia yang berart i  ‘’hidup secara berbahaya’’.Artinya,dia punya semangat juang  yang siap menghadapi segala kemungkinan sehingga tidak ada kata berhenti untuk mencapai sesuatu niat yang baik.

    Gairah pemimpin ideal itulah yang mestinya oleh setiap pemimpin yang dimulai dengan niat tulus,jadi pemimpin yang berhasil itu bahkan yang di pikirannya menjadikebanggaan adalah kata yang tidak mungkin bisa dilakukan dan menjadi mungkin bisa dilakukan dan menjadi mungkin-itulah kesuksesan dari pemimpin yang hebat.Artinya,pemimpin yang hebat adalaah pemimpin yang menaklukan sesuatu yang tidak bisa menjadi bisa.

  

   

(Makassar,31 juli 2014)