Gubernur Sulawedi Selatan, Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, mengunjungi jemaah An Nadzir di Kelurahan Mawang, Kabupaten Gowa, Senin (1/2/2016). Dalam kesempatan itu, Syahrul meletakkan batu pertama pembangunan Masjid An Nadzir sekaligus memberikan sumbangan. Adapun sumbangan yang diberikan berupa uang untuk pembangunan masjid sebesar Rp 100 juta dan 200 sak semen, satu unit traktor, tiga ribu ekor itik, sapi, dan bantuan benih ikan.

Mewakili Jemaah An Nadzir, Ir. Lukman Bakri mengatakan, kunjungan Gubernur Sulsel merupakan momentum bersejarah bagi mereka. Ia melaporkan, jika tempat tersebut dulunya tempat musyrik. Namun, dengan rahmat Allah semuanya berubah.

"Pak Syahrul menorehkan sejarah, beliau mau melakukan peletakan batu pertama pembangunan masjid ini. Rencananya, masjid berukuran 12 x 20 meter persegi ini akan dibangun dengan biaya Rp 720 juta dan bisa menampung hingga 500 jemaah," kata Lukman.

Ia mengakui, kehadiran An Nadzir di tengah masyarakat sering diperbincangkan karena penampilannya yang agak berbeda. An Nadzir hadir di Kabupaten Gowa tahun 2007 secara mandiri, dan melahirkan banyak penilaian secara subyektif. Namun, semua jemaah telah melewati itu. An Nadzir juga tidak lepas dari isu teroris dan komunitas ekstrim.

"Tapi itu wajar karena mereka tidak mengenal kami. Namun setelah melalui dialog panjang, An Nadzir berhasil menjadi bagian dari masyarakat. An Nadzir tidak pernah melakukan pemaksaan atau mengajak siapapun untuk bergabung. Insya Allah, An Nadzir terlepas dari namanya teroris dan aliran sesat," tegasnya.

Lukman melaporkan, jemaah An Nadzir hidup dengan bertani dan mengelola 15 hektare sawah tadah hujan. Selain itu, juga mengelola sumber daya perikanan air tawar. Ada pula peternakan sapi, ayam kampung, itik petelur dan pengembangan telur puyuh.

"Soal pendidikan, anak-anak kami berbeda sehingga anak-anak kami home schooling. Tapi, kami selalu berharap anak-anak kami bisa berbaur ke sekolah umum," harapnya.

Sementara, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo menyatakan, Islam jangan dikait-kaitkan dengan teroris. Teroris harus menjadi kebencian bersama. Tidak ada agama yang mengajarkan untuk membunuh.

"Terkait pembangunan masjid ini, Pemkab Gowa juga harus bantu. Masjid tempat konsolidasi ideologi Islam, budaya Islam, dan peranan Islam. Masjid tempat untuk membangun komunitas dan silaturahmi Islam. Tidak boleh masjid itu tertutup dan harus terbuka untuk umat muslim," kata Syahrul.

Senin, 1 Februari 2016 (Dw/Hr)