KELUARGA SEBAGAI LINGKUNGAN AWAL PENDIDIKAN ANAK

Oleh : Syarifuddin

Keluarga adalah salah satu mata rantai kehidupan yang paling esensial dalam sejarah perjalanan hidup anak manusia. Sekaligus menjadi awal mula pendidikan itu dikenalkan.

Keluarga hakikatnya adalah organisasi terkecil sebagai pelindung dan penghias lukisan kehidupan yang memberikan kenyamanan dan keteduhan kalbu bagi seluruh anggotanya. Tentunya lukisan kehidupan keluarga yang begitu indah ini tidak lepas dari spektrum dasar, yaitu sakinah, mawadah, dan warahmah, serta aspek dasar kehidupan lainnya.

Keluarga sebagai organisasi terkecil, menjadi awal mula pembentukan karakter seorang anak. Segala sesuatunya dimulai disini. Dimulai ketika ia belajar untuk berbicara, mengenal benda sekitarnya, berdiri, berjalan, hingga berlari. Pendidikan anak tidak lepas dari peranan seluruh anggota keluarga.

Hal ini berkaitan erat dengan fungsi Keluarga sebagai Fungsi Edukatif, dimana keluarga merupakan lingkungan yang pertama bagi anak. Pendidikan merupakan tanggung jawab orang tua, yaitu ayah dan ibu yang merupakan figur sentral dalam pendidikan. Fungsi pendidikan mengharuskan setiap orang tua untuk mengkondisikan kehidupan keluarga menjadi situasi pendidikan. 

Sebuah ungkapan Baitii Jannatii, rumahku adalah taman sorgaku. Tentang bangunan keluarga ideal, karena keluarga merupakan sumber pertama dan utama bagi kehidupan individu dan masyarakat secara keseluruhan.

Keluarga sebagai sumber pertama dan utama memberikan sumbangan yang sangat besar bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik anak dalam kehidupannya.

Selain itu, keluarga bagi anak merupakan suatu tempat yang paling strategis dalam mengisi dan membekali nilai-nilai kehidupan yang dibutuhkan oleh anak yang tengah mencari makna kehidupan.

Keberhasilan pendidikan anak dalam keluarga ketika anak berada dalam usia dini, yang akan sangat berpengaruh pada keberhasilan pendidikan pada periode berikutnya. Pendidikan yang dimaksud tidak hanya pada pendidikan secara ilmiah, pengetahuan dan teknologi. Ttetapi yang terpenting adalah dengan membekali mereka dengan pendidikan agama, moral, dan etika untuk membangun akhlak yang baik, barulah kemudian pendidikan formal lain akan dengan sendirinya mengikuti.

Sesuai fungsinya sebagai fungsi religious, dimana kewajiban orang tua untuk mengenalkan, membimbing, memberi teladan dan melibatkan anak-anak serta anggota keluarga lainnya mengenai kaidah-kaidah agama dan perilaku keagamaan. Fungsi ini mengharuskan orang tua sebagai seorang tokoh inti dan panutan dalam keluarga, untuk menciptakan iklim keagamaan dalam kehidupan keluarganya.

Ketika sang anak telah dibekali dengan benteng agama yang mumpuni, saat mulai mengenal dunia pendidikan yang bersifat umum, bahkan teknologi sekalipun tidak akan dengan mudah menguasai mereka, sebaliknya sang anak yang akan menguasai ilmu dan teknologi tersebut.

Akan sangat membanggakan ketika anak kita termasuk dalam generasi yang memiliki nilai agama, moral dan akhlak yang bijak yang menguasai ilmu dan teknologi yang berkembang. Sehingga bisa menjadi calon pemimpin yang berakhlak mulia, amanah dan cerdas. Karena hakikatnya Allah Subhaana Wata’aala juga mengajurkan kita untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya dengan cara yang baik dan mengamalkannya kepada sesama dengan baik pula.