SEMUA aksi dan reaksi yang berproses pada level prosedural demokrasi oleh alite politik dan akrobatik atau manuver politik saat ini, harus dilihat sebagai dinamika yang wajar dan sehat menuju kepada kesejahteraan yang justru menjadi substansi demokrasi itu sendiri. Kita positive thinking saja bahwa partai penguasa parlemen akan menjadi bagian dari checks and balances bagi pemerintah agar semua programnya akan benar-benar berpihak kepada kepentingan rakyat menuju kemajuan bangsa yang bermartabat, serta bukan sebagai tirani mayoritas yang akan menjadi penghalang dan menjatuhkan pemerintahan.

            Jika ternyata praktik demokrasi itu hanya akal-akalan untuk menjadi penguasa dan merebut posisi-posisi kepemimpinan serta gagal menciptakan kesejahteraan, apalagi jika praktik demokrasi berhenti pada euforia sesaat serta terus memelihara konflik yang ada, maka secara hakiki demokrasi telah melawan dirinya sendiri. Kalau di ujung jalan hanya menghasilkan rasa senang dan bangga berlebihan atas suatu kekalahan, serta mulai saling menghasut dan memprovokasi rakyat, maka demokrasi tidak akan pernah membawa bangsa kita pada kematangan berpolitik.

            Karena itu, setelah pemilihan umum dan para pemimpi terpilih telah dilantik, itulah saat yang baik bagi kita untuk kembali menyatukan pandangan dan langkah kita memasuki tahapan demokrasi substansial, yaitu mewujudkan kesejahteraan rakyat. Mari, jangan perpanjang dinamika politik yang ada. Janganlah menggiring konflik elite itu ke daerah dan dalam masyarakat yang luas. Mari kita bersama hati-hati agar konflik politik tidak membangun polarisasi pemerintahan karena pemerintah seharusnya konsentrasi pada tugas pelayanan rakyat untuk semua orang merasakan ketentraman, kedamaian, dan keteraturan. Mari kita sama-sama mendorong dan berdoa agar negara kita segera keluar dari tantangan-tantangan politik untuk konsentrasi mengejar   kualitas kemajuan hidup yang makin baik. So ? Make it smooth loanding- mendarat dengan mulus – adalah harapan kita semua!

 

(Surabaya, 5 0ktober 2014)