Hugo Chavez, Pak Komandan dari  Venezuela meninggal dalam tangis haru biru seluruh rakyat Venezuella, 5 Maret 2013. Dia dikagumi sekaligus dibenci oleh dunia. Dia dianggap pahlawan luar biasa oleh rakyatnya meski kerap dicap sebagai seorang penantang globalisasi yang tidak adil. Dia juga penantang demokrasi dan anti kebebasan pers. Bahkan dia kerap disebut pelanggar hak asasi  manusia dan otoriter. Dia juga sangat anti dengan Amerika Serikat yang membencinya dan menilai dirinya sebagai monster. Namun anehnya, semakin dibenci Amerika dan negara barat, ternyata dia makin dalam dicintai rakyatnya.

Makin banyak dunia menghujatnya terutama Amerika, “El Comandante”Chavez makin dicintai rakyatnya. Ini tidak lain karena selama delapan tahun memerintah sampai dia meninggal semua arah kebijakannya hanya untuk kepentingan rakyatnya. Dalam pemerintahan “El Comandante” kemiskinan menurun sampai dengan 50 persen. Membagi-bagikan tanah bagi rakyat miskin, beberapa dominasi asing di bidang ekonomi termasuk minyak dinasionalisasi secara paksa dan tidak populer.

Paling disukai oleh rakyat dari seseorang Chavez adalah meng “gratis” kan kesehatan sehingga orang sakit tidak perlu takut tidak ditangani. Begitu juga dengan pendidikan gratis dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

El Comandante Chavez memang bukan sosok manusia sempurna. Semua tindakannya pro dan kontra dalam pandangan dunia termasuk pers. Tetapi apapun dia telah berjuang untuk rakyat dan bangsanya. Dia telah perlihatkan dimata dunia keberpihakan pada rakyatnya. Dan itu dibuktikan dimana mayatnya dibalsem lalu disemayamkan di Akademi Militer Caracas sebelum dimakamkan dua pekan kemudian agar mendapatkan penghormatan dan tangisan rakyat Venezuela.

Tentulah, kita berharap mendapat cinta yang luar biasa dari rakyat seperti rakyat Venezuela kepada El Comandante Chaves !

                                                                                                                  @ Jakarta, 9  Maret  2013