Orang yang berilmu ditinggikan derajatnya oleh Allah Subhanallahu Wata’ala, oleh karena itu kejarlah ilmu sampai ke negeri Tiongkok. Karena kalau kau berilmu maka pastilah kamu cerdas dan kecerdasanmu menuntunmu menyelesaikan masalah-masalah hidupmu dengan tetap bergengsi dan terhormat, serta bermartabat. Kalau memiliki ilmu tidak perlu kau, sebab ilmu menjaga dirimu. Tetapi, kalau memiliki harta, kau harus jaga, sebab harta tidak bisa menjaga dirimu dan mudah habis.

Itulah bedanya orang yang berilmu dan cerdas dengan orang bodoh (stupid man).

Karena orang yang tidak berilmu itu cenderung menyelesaikan masalahnya dengan otot dan tidak bermartabat. Contohnya orang bodoh kalau tidak punya uang, dia korupsi dan mencuri. Orang cerdas dan berilmu melakukan terobosan dengan bekerja.

Maka tambah ki ilmumu. Kalau bisa jadi professor ko kayak Pak Chairul Tanjung. Kenapa? Karena kalau ada ilmu baru kau miliki, itu bagaikan menaikkan cahaya di atas kepalamu. Kau akan mampu menebar terang pada kehidupan orang di sekitarmu.

Kalau ilmumu bertambah, membuat pikiranmu makin jernih … tentunya. Itu akan menghadirkan managemen pergaulan yang makin baik bahkan hadir kolega dan pertemanan yang makin luas dan berarti dalam hidupmu. Logika yang berkembang membuat kau makin arif menyikapi apa yang dating menghampirimu. Kalau ilmumu bertambah, kau akan makin cerdas, makin empati dalam hidup, makin meresonansikan semangat hidup yang membara pada keluarga dan orang-orang di sekitarmu Janji Tuhan ditingkatkan derajat gengsi dan martabatnya. Albert Einstein berkata, ilmu pengetahuan tanpa agama pincang, agama tanpa ilmu pengetahuan buta.

Kalau begitu, setiap hari tambah ki ilmumu. Kejarlah dari apa saja, termasuk mencontohi kebaikan-kebaikan orang ain yang berhasil di sekitarmu. Ayo mi! Kita mulai sama-sama. Salamakki

Surabaya-Makassar, 18 April 2015