Ketika saya dan delegasi naik kereta super cepat Shinkansen Japan Railway, saya membayangkan Sulsel juga punya. Kereta ini milik Tommy City Nagano. Artinya, jaringannya negara yang punya. Keretanya provinsi yang punya. Duh, andai bisa di Sulsel maka pendapatannya ada untuk provinsi.

Dalam perjalanan, kita makan kacang tanah dan mente. Juga makanan laut seperti cumi-cumi dan kima yang dikemas kayak permen. Harganya 10.000 yen. Ya kurang lebih antara 30.000 rupiah sampai 115.000 rupiah. Padahal di Makassar, kacang mente hanya 40.000 rupiah per kilogram. Kalau ikan laut paling mahal 50.000 perkilogram. Terlampau banyak keuntungan orang Jepang. Pantas dia kaya-kaya, tetapi kenapa kita tidak bisa dan tetap miskin. Mengapa?

Saya mereka-reka, jawabannya orang Jepang senantias fokus kalau berusaha. Konsisten kalau bekerja. Memiliki karakter dalam berperilaku. Baik hati walaupum sombong. Jujur dan setia, loyal dan menghormati adat dan budayanya. Peduli dan disiplin. Pantas saja kalau income perkapita orang Jepang mencapai hingga 427 juta rupia per orang. Bandingkan Sulsel yang hanya Rp 19 juta per orang.

@ Nagano-Jepang, 7 Mei 2013