PASTILAH tidak ada orang yang lepas dari momen dan fase kritis dalam perjalanan hidupnya. Tidak satupun dari kita. Malah, ada saat kita menghadapi fase kritikal yang kadang bisa berbahaya, kadang bisa berdampak sesuatu yang bisa membuat kita sedih da duka.

            Kalau fase kritikal itu panjang, maka kita seakan sedang lewat dalam lorong pengap dan gelap. Bahka membuat kita sesak nafas, stress seakan menekan kita untuk merasakan beban yang panjang dan bisa memicu penyakit badan yang macam-macam dari sakit kepala, jantung, atau perut. Bila momen kritis itu pendek dan sebentar saja , kita bagaikan bermain disekitar lumpur hisap yang harus hati-hati karna kalau salah langkah bisa menenggelamkan kita kedalam bumi dan tak berdaya.

            Itu sebabnya, satu-satunya yang bisa kita lakukan agar bisa sukses adalah tenang, sabar,berkonsentrasi, serta melakukan konsolidasi segala kekuatan yang tersisa dari kita – termasuk penguatan sandaran kita pada Allah, sambil terus meminta bantuan dan pertolongan orang-orang di sekitar kita, pada orang-orang yang dekat pada kita. Toh, momen yang krtitis hanya dapat dilewati oleh orang-orang yang tangguh, memiliki keimanan yang kuat dan tetap menghadiri idealisme dan harapan besarnya kedepan. Yakinlah, kita semua adalah orang-orang teruji akan kekokohan kita karena kita yakin ada Allah yang mengatur segalanya!

 

(Makassar-Jakarta,  20 Oktober 2013)