Ketika isi kepala terasa sudah penuh dan jenuh. Kala keseriusan sudah pada tingkat mulai bosan dan seperti mual. Saat gelisah selalu saja mengusik. Maka itu berarti kita sudah berada dekat puncak beban. Jika begitu, marilah kita menggeser segera keseriusan agar dapat lebih santai, beban di kepala diturunkan lalu kita mencari di hati akan makna-makna kehidupan.

Penat mestilah ditepis. Mari kita coba ingat anak, anak yang ceria. Ayo, kita ingat istri dan keluarga yang kita cintai. Istirahatkan sejenak beban pikiran agar kejenuhan tidak berubah menjadi stres yang malah dapat menjadi penyakit. Niatkan kebahagiaan. Bayangkan yang indah dan segala hal yang menjadi kesukaan kita.

Kejenuhan harus dilenyapkan. Katakanlah bahwa hari ini kita harus ceria. Hari ini harus penuh tawa dan kebahagiaan. Intinya, rilekskan pikiran, tarik nafas dalam-dalam dan berkali-kali, pandang ke atas dan berdoalah. Senyumlah pada Tuhan yang telah menyelamatkan kita dengan memberi hidup, memberi rumah, keluarga, memberi pekerjaan dan teman yang baik. Diamlah sejenak. Berhentilah sejenak memanggul beban.

Ayo, jangan berhenti berdoa. Datangkan hati kita yang bicara pada Tuhan. Pintalah bahwa besok kita akan tersenyum bersama dalam meraih kemenangan terhormat atas segala perjuangan yang dilakoni.

                                                                                @Pinrang – Makassar, 14 November 2012