Ada kesan, seorang pemimpin, termasuk SYL bergerak terlalu cepat. Mengimbangi kondisi seperti ini apa yang harus dilakukan seorang Gubernur terhadap stafnya? Salah satu tugas Gubernur adalah  meng-energi staf untuk berperanan dan berfungsi sesuai tanggungjawab tugasnya. SYL tidak pernah hanya meminta orang menyelesaikan, tetapi ikut terlibat  dan terbiasa ikut terlibat dalam penyelesaian suatu masalah.

Dia tidak hanya ikut makan jalan kote misalnya, tetapi juga mengikuti kemampuan staf bisa nggak, seharusnya bisa menyiapkan itu. Karena itu, SYL selalu menyertakan pendekatan hati  dan nurani. Tidak semena-mena.

“Katakanlah, saya mau ekspor tahun ini tiga kali lipat. Saya sudah bisa ukur, kalau staf saya dengan segala keseriusan dia miliki, harusnya bisa. Dan memang seperti itu. Dan, harus dipaksa sedikit. Kalau tidak begitu, semua jalannya datar-datar saja,”paparnya.

Soal koordinasi, SYL tidak perlu secara formal. Semua momen dan tempat dipakai untuk koordinasi. Di  atas mobil staf ditanyai. Mereka harus memberi laporan jika ditanyai dalam perjalanan menggunakan bus misalnya atau di pesawat. Apa yang dia buat. Sejauh mana targetnya. Sejauh mana tanggung Jawabnya. Tidak boleh dia hanya ikut saja. Di setiap kesempatan SYL memberikan instruksi-instruksi. Bahkan, dia (staf) harus menjawab apa yang menjadi fungsinya.

Rammang-Rammang, 4 Agustus 2015