Memang sangat sulit mengukur kebahagiaan, Tidak matematis, Kualitatif, padahal itu sangat penting bagi kita, khusus kalau kita pejabat karena muara segala urusan, pekerjaan, karier, dan bisnis termasuk ibadah adalah kebahagiaan.

Adakah orang yang tidak mencari kebahagiaan? Kayaknya tidak ada! Masalahnya, manusia bukan hanya makhluk rasional tetapi juga emosional. Apalagi, persepsi tentang kebahagiaan juga berubah-ubah dan dipengaruhi situasi sesaat. Oleh karena itu, pemahaman dasar kebahagiaan sangat perlu agar tidak terjebak ambisi dan salah berburu kebahagiaan.

Misalnya saja, kalau kita lagi bad mood, bete, stres, atau sakit gigi, maka yang indah dan baik itu bisa dipersepsi salah. Makanya, jagalah diri jika lagi bad mood untuk tidak mengorbankan kebahagiaan dasar yang biasanya kita miliki. Yang pasti, kebahagiaan yang dapat terukur adalah tingkatan kita untuk bisa mensyukuri nikmat Ilahi.

                                                                                                @Perumahan BPH, 29 Maret 2013