Di Korea saya merasa orang-orang dekatku, termasuk putraku Kemal Redindo, yang bertubuh (maaf) agak tambun, ternyata bisa menahan diri dari menyantap makanan secara bebas. Mereka bisa diet di tengah perjalanan di luar negeri seperti ketika godaan hawa yang dingin “spring time”. Kelelahan perjalanan mengikuti jadwal yang padat dan sajian jamuan makanan Korea yang lesat-lesat tak membuat surut untuk mengatakan diet, dan tidak makan nasi sepanjang perjalanan. Itu hebat!

Tetapi bukan “diet”-nya yang hebat, yang hebat adalah mereka yang punya kemauan yang kemudian menjadi tekad. Tekad itu untuk menggapai tujuan yang mereka yakini dan bawaannya disiplin dan mau mengendalikan diri dari godaan dan bertahan secara konsisten.

Itu manajemen kesuksesan dan saya dapat belajar dari hal tersebut. Karena bawaan manusia diorentasikan pada hidup maka pada dasarnya tidak pernah kenyang. Dia bagaikan lautan yang selalu siap menelan apa saja yang masuk ke dalamnya. Ibarat minumair laut, tambah diminum tambah haus. Tambah kaya, tambah cari uang terus. Tambah ada kekuasaan tambah rakus. Dan itulah yang harus dikendalikan.

Diet yang mereka lakukan itu hebat, Kemauan, tekad, disiplin, dan pengendalian diri. Makanya, tundukkan hawa nafsu hingga akhirnya kita pasti lebih sehat. Intinya, penguasaan diri perlu dilatih dan itu membutuhkan pengorbanan.

@Seoul-Korea Selatan, 11 Mei 2013