Hari Natal  setiap tahun dating dan kita semua menyambutnya dengan gembira dan sukacita. Kenapa? Karena paling tidak, ummat kristiani kembali diingatkan akan mengapa Tuhannya hadir menyelamatkan ummat manusia dari dosa dan kezaliman dunia? Mengapa cinta kasih yang menjadi inti ajaran Kristiani, yang akan menjamin hadirnya kehidupan kekal dunia-akhirat dalam kedamaian yang menjadi cita-cita semua ummat manusia? Adakah kita yang tidak mau bahagia Tidak ada bukan ?

Kalau begitu, natal kali ini harus dapat mengajak kita semua – bukan hanya yang Kristiani, untuk meng-konsolidasi emosional, hati, pikiran dan gerak kehidupan kita, agar menghadirkan kehidupan yang rukun dan damai, penuh rasa saling pedui,saling bantu dan gotong royong. Mari bersama saling menuntun dan mendukung menghadirkan suasana yang nyaman, menyenangkan sertamendorong kemapanan hidup yang cukup materi dan terpenuhi rohani dengan agama, adat dan saling mendoakan yang baik-baikitu.

Mari menghindari saling menzalimi, menabur kebencian, menuduh, dan saling fitnah, saling mencari apa yang salah dan lemah. Cukup itu terjadi pada tahun-tahun yang lalu. Tahun ini tidak lagi!

Jangan ada yang asyik dan bersenang-senang sendiri, egoisme, tidak mau peduli orang lain. Jangan mengedepankan kepentingan sempit dan hanya ngotot berjuang atas nama kepentingan pribadi, kelompok, golongan, suku, partai dari pada kebersamaan dan keindonesiaan kita.

Momentum religi ini, mari kita jadikan momentum pertobatan. Memohon ampun pada Tuhan kita dan membangun kembali cinta kasih dan rahmatan lil alamin kepada istri, anak-anak, orang tua dan saudara kita. Bangun toleransi, kecintaan dan kasih sayang di rumah, kantor, masyarakat … dan pada Negara dan bangsa kita. Aamiin. Semoga.

 Makassar-Luwu, 26 Desember 2014