Narkoba adalah senjata pemusnah missal yang melebihi senjata biologis perang yang perang ada. Dapat dibayangkan setiap hari ada 50 orang remaja dan pemuda kita mati sia-sia dan itu terakumulasi menjadi 18.000 orang pertahun yang mati. Yang pasti kalau kita tidak ikut mencegah, pasti yang mati itu adalah keluarga kita! Karena rembesan narkoba itu sangat dahsyat di sekitar kita.

Kalau pun diantara keluarga kita itu tidak mati mendadak karena overdosis, pasti diantara 4,5 juta orang akan terjangkit dengan berbagai penyakit dan dampak kronis impact-impact negative yang akan melemahkan pemuda kita.

Kalau begitu, tidak ada jalan lain. Kita semua harus turun tangan mencegahnya dan ikut berbuat mendorong Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerja maksimal. Ikut melaporkan pada yang berwajib kalau ada indikasi peredaran narkoba. Kita ikut memberikan penyuluhan kepada keluarga dan juga masyarakat untuk menghindari, melawan, perang dan menolak pengguna narkoba di sekitar kita, di wilayah kerja kita.

Mari kita menyumbangkan tenaga pikiran dan kerja kita membantu Negara melawan dan kita jadikan bahaya narkoba menjadi musuh bersama. Kepada jajaran pemerintahan, Polri dan TNI, kepada para bupati dan walikota sampai dengan camat, kepala desa, lurah, sudah menjadi perintah Negara pada kita untuk bergerak memotong peredaran narkoba di wilayah kerja kita masing-masing secara serius maksimal dan tidak ada toleransi.

Mari kita hentikan apotik dan sumber lain yang bisa menjadi pemicu hadirnya pemicu dalam masyarakat. Sekecil apa pun, mari kita langkah dari kita semua melakukan gerakan menghentikan peredaran narkoba di wilayah Sulsel pada khususnya dan Negara Indonesia pada umumnya.

Ini panggilan abdi Negara Indonesia, ini panggilan kemanusiaan. Ayo! Negara kita tidak boleh kalah dengan narkoba. Salamakki tapada salama’.

4, Februari 2015