Kehadiran kita di Rammang-Rammang, kata SYL merupakan bentuk pengungkapan rasa syukur Kepada Allah Swt. Bahwa kita hadir dan hidup di Indonesia yang alamnya begitu indah seperti Rammang-Rammang. Kehadiran ini merupakan bagian dari mensyukuri kehidupan, sehingga  kita yang diberi kemampuan dan kekuatan dan posisi apa saja bisa hadir di Rammang-Rammang ini untuk memberikan energi posititf. Memberikan semangat yang positif agar tempat ini bisa dinikmati oleh lebih banyak orang di Maros pada khususnya, di seluruh dunia bisa menikmati Rammang-Rammang di masa yang akan datang.

Kita semua hadir, seru SYL tengah teramaramnya Rammang-Rammang yang sedikit terlindungi oleh sang rembulan yang tersrmbunyi di balik awan, memberikan gagasan dan ide serta juga energi positif  kepada Bupati Maros khususnya guna menjadikan destinasi ini sebagai sesuatu yang punya harga bagi kepentingan rakyat, daerah, dan Negara Indonesia yang kita cintai, itu intinya. .

Kita juga datang tidak untuk merusak lingkungan yang Tuhan berikan. Kita datang tiada lain kecuali menjaga karst yang indah itu. Menjaga sungai ini tetap memesona dengan karst yang seolah-olah “menyapa” pengunjung, lestari dan makin baik. Kita jaga agar pohon nipah tetap tumbuh dan subur. Semuanya sudah dihitung, nipah, sungai, tambah, sawah, rumah, dan sebagainya.

Rammang-Rammang ini pemberian Tuhan yang luar biasa. Memiliki potensi dan energy yang kuat untuk besok bisa menghadirkan kehidupan di Maros, khususnya di Rammang-Rammang ini yang lebih baik. Yang mau dijaga adalah agar rakyat hidupnya lebih baik.

Tujuh tahun SYL jadi gubernur. Salah satu perhatiannya dalam bidang kebudayaan adalah memperbaiki Benteng Rotterdam. Ratusan miliar dikucurkan untuk mendandani benteng peninggalan Belanda tersebut. Empat kantor instansi daerah dilenyapkan hanya untuk memunculkan Benter Rotterdam dengan pengunjungnya yang luar biasa sekarang.

Hal yang sama ada pada Benteng Somba Opu. Pada benteng itu ad ataman burung. Ada kolam renang dan lain-lain untuk menjaga karakteristiknya. Kemarin, Sulawesi Selatan mati-matian membenahi pulau dan kawasan di ujung Kabupaten Kepulauan Selayar yang bernama Takabonerate. Meskipun di tempat ini, telepon genggam tidak berfungsi, tetapi lautnya bagaikan karpet di bawahnya. Sembilan pulau berjejer dan di tengah-tengah lautnya indah, dari atas bisa dilihat pada kedalaman 4-5 m ke bawah, tampak ikan besar kecil bergerak. Itu pun puluhan miliar dikucurkan di tempat itu.

Khusus Rammang-Rammang ini, sebut SYL, sudah ada perubahan. Kita ingin naik perahu dari ujung sana ke sini, berhenti dan step. Ada bebek dan angsa yang jalan-jalan. Bisa melihat ikan yang baik. Perlu ada tambak di sini dan bisa memancing. Kita juga mau ada rusa. Tahun depan kita bangun dermaga di dean, sehingga ada tempat parker. Ada tempat motor. Perahunya diperbaiki.Semuanya diperbaiki tetap dengan gaya tradisional klasik. Tetapi ada restoran dan tempat istirahat dengan baik.

“Saya setuju ada lampu. Ya tahun depan. Sebelum berakhir, kita tandatangani MoU sama-sama. Kepentingan  yang ada adalah jaga karst, jangan lingkungan dan tidak boleh berubah.Tidak boleh ada orang  yang beli tanah di sini. Tidak bisa. Kawasan ini lingkungannya harus terjaga dalam rangkaian pelestarian lingkungan yang ada. Hanya beberapa keluarga dan rumah yang ada dan itu yang diberi ruang yang cukup, tetapi ini yang di-energi”, kata SYL.

Di Rammang-Rammang ini lingkungannya harus terjaga dan membuat kita menemukan harmonisasi-harmonisasi kehidupan.

“Saya bangga dengan fullmoon ini dan karenanya saya paksa hadir, meski capek banget. Namun ini sangat bermanfaat bagi rakyat Rammang-Rammang pada khususnya. Masyarakat di sini, Pak Camat, Pak Desa dan Pak Lurah, jaga baik-baik kawasan ini”, sebutnya.

Oleh karena itu, mulai sekarang sudah dilakukan pengendalian-pengendalian dan perencanaan ada pada Pak Bupati dan kita yang akan memberi dorongan seperti pada daerah lain.

Terakhir, orang dulu sudah membuatkan kita Benteng Rotterdam, Pantai Losari, Karebosi. Sekarang apa yang kita buat? Hanya merusak? Hanya menjual? Hanya kasih pengusaha yang tidak bertanggungjawab? Tidak boleh. Kita harus membuatnya lagi yang tambahannya dari itu. Bukan menjual-jual, merusak-rusak. Siapa lagi yang mau memperbaiki itu kalau bukan kita semua.

Orang dulu, sudah membuatkan kita Bantimurung yang indah. Tugas Gubernur dengan Bupati adalah memperbaiki Bantimurung. Dalam pemikiran SYL, di Bantimurung akan dibuatkan kereta untuk masuk ke gua-gua. Orang, tidak hanya pergi berenang, tetapi bisa naik kereta dan ditarik dan masuk ke gua-gua.

Kalau Rammang-Rammang ini adalah bagiannya Pak Bupati dan saya. Orang dulu sudah berbuat dan kita tinggal perbaiki. Tahun depan kita perbaiki .. dan tentu saja setelah …. (SYL tidak melanjutkan kalimatnya).

SYL, Ketua DPRD Sulsel, Bupati Maros, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel memukul gendang serentak pertanda dimulainya Festival Fullmoon Rammang-Rammang 2015 ditingkah penyerahan lebih seribu angsa dan bebek kepada perwakilan pemerintah setempat.

Rammang-Rammang-Maros, 4 Agustus 2015