Peradaban dapat dimaknai sebagai sebuah pembangunan baru untuk mencetak peradaban yang dinilai paripurna. Walau peradaban juga dipetakan sebagai sebuah peradaban yang telah selesai. Ibnu Khaldum bahkan mengibaratkan peradaban itu sebagai mahluk hidup yang memiliki umar. Ia bermula dari fase kelahiran, remaja, menua lalu mati. Peradaban berkembang kerja-kerja pembangunan.

Pada dasarnya, peradaban membentuk sebuah hukum, asas, kebiasaan karakter yang bermanfaat bagi orang banyak yang mungkin saja mengukuhkan yang ada selama ini sebagai bagian yang hidup pada kehidupan yang ada. Peradaban juga bisa berarti sebagai bagian dari hukum-hukum yang selama ini berjalan atau memang merupakan pengembangan atau temuan-temuan yang baru yang bisa bermanfaat untuk kehidupan. Tetapi inti peradaban adalah menciptakan sesuatu yang bermakna baik bagi kehidupan. Sebab peradaban juga merupakan harga diri.

Memang peradaban juga membangun sesuatu yang bisa dikenang oleh orang-orang dan generasi yang cukup panjang. Itu karena peradaban menyebabkan perlindungan baik  manusia maupun makhluk hidup. Bahkan peradaban bisa memberikan konstribusi hadirnya kebanggaan dan ekspektasi baru. Peradaban juga membuat hadirnya harga diri, hadirnya gengsi dan derajat dari sebuah komunitas yang ada. Muaranya, peradaban bertujuan menghadirkan ketenteraman dan kesejahteraan.

Masyarakat atau wilayah yang memiliki peradaban, cenderung masyarakatnya lebih tenteram dan sejahtera. Sebaliknya komunitas yang tidak menjunjung tinggi atau bahkan tidak memiliki peradaban kehidupannya kacau dan jauh dari kesejahteraan. Jadi, ujung dari peradaban adalah sesuatu yang terdesain secara baik dan bermakna dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Pemimpin yang baik, tentu berupaya membangun peradaban baru yang bermanfaat bagi masyarakat dan negerinya. Peradaban inilah yang selalu diupayakan oleh pemimpin sebagai bagian “life is legacy”, mewariskan sesuatu yang dapat dikenang sepanjang masa dan bermanfaat bagi generasi ke generasi. Makanya, peradaban itu juga sekaligus peletakan harga diri yang mesti terjaga. Harga diri yang tak ternoda oleh perilaku salah.

                                                                                                         @ Makassar, 5 September 2013