Ungkapan klasik menyatakan bahwa kepercayaan atau trust adalah segalanya.  Harta yang banyak tidak memiliki arti apa-apa jika pemiliknya tidak dipercaya. Sebaliknya tanpa uang tanpa harta yang banyak kalau dipercaya banyak orang, itu jauh lebih menyenangkan. Trust sangat tidak bisa digantikan dengan uang.

Trust  itu sebuah harga yang kadang-kadang tidak dibayar dengan uang. Trust tidak bisa dijual. Juga  tidak bisa dibeli. Trus hadir dengan sebuah pengalaman-pengalaman dan keberhasilan.  Dengan pengalaman yang menunjukkan kebaikan-kebaikan itu tentu membuat kita mempunyai nilai sehingga nilai kita dihargai dengan sebuah kepercayaan. Misalnya saja kita berteman dengan seseorang. Karena selama ini orang itu memperlihatkan gambaran sikap jujur, tulus dan ikhlas, yakinlah yang bersangkutan amat sangat layak dipercaya. Dia tidak akan menjadi trouyble maker, bukan pembuat masalah.

Meski begitu, trust juga bisa diambil dari bonafitas karena kejujuran, keberhasilan atau karena prestasi. Trust menjadi pertimbangan utama dalam memulai sebuah pekerjaan. Kita mempercayai sebuah perusahaan dan mau bermitra dengan perusahaan itu karena dia (perusahaan itu) memiliki pretasi yang baik. Ini juga berlaku bagi orang., institusi dan untuk sebuah pengalaman. Artinya, pengalaman yang baik menghasilkan sebuah kepercayaan dan kepercayaan itu tidak bisa diukur dengan uang.

Demikian juga prestasi kemenangan dan keberhasilan. Harus tetap dijaga karena menimbulkan trust. Oleh karena itu bila maniak untuk berhasil, berarti kita maniak untuk menjaga trust yang ada.

Pekerjaan yang cukup berat adalah menjaga kepercayaan tidak bisa dibeli dengan uang. Kepercayaan hanya bisa dibuktikan bertahun-tahun. Bahkan selamanya atau sepanjang masa. Tidak hanya dalam lingkungan masyarakat, tetapi juga dalam dunia usaha dan dunia pemerintahan. Sekali saja kita menyalahgunakan kepercayaan orang lain,  maka tamatlah sudah. Orang tidak akan lagi percaya pada kita. Dalam dunia usaha sangat penting menjaga kepercayaan dari konsumen maupun supplier. Saat kita sudah tidak bisa dipercaya lagi, maka tamatlah usaha bisnis itu. Jika konsumen yang tidak percaya maka produk aatau jasa yang dijual, tidak akan ada lagi yang mau membeli.

Begitu saat  pebisnis tidak dipercaya lagi oleh supplier maka mereka tidak akan mau menyuplai atau mendukung usaha kita. Jadi, menjaga kepercayaan supplier seperti selalu berusaha menepati janji untuk pembayaran barang-barang yang kita beli adalah kemutlakan. Kalau belum bisa membayar, tetapi harus selalu ada niat baik untuk membayar entah dicicil dan lainnya.

Yang pasti, jangan pernah lari dari tanggung jawab atau kewajiban kita. Apalagi menipu. Tunjukkan bahwa kita selalu punya niat dan itikad baik. Jadi teruslah selalu menjaga kepercayaan walaupun tidak semua bisa sempurna.

                                                                                                         @ Makassar, 7 September 2013