Hidup bukan melulu mengejar pangkat, jabatan, gaji, dan materi, karena semua itu  tidak menjanjikan kebahagiaan dan ketenangan. Kita butuh pewarisan makna “life is legacy”, ya, kita perlu “legacy”.

Tentulah, nama baik mewariskan derajat yang tinggi, gengsi dan martabat bagi diri kita, bagi anak istri kita, dan bagi bangsa. Lantas, adakah kita sudah mengarah untuk menghadirkan “legacy” itu? Mestinya iya.

Dan, marilah kita jawab pertanyaan seperti ini : “apakah kita sudah mengusahakan yang terbaik pada jabatan, fungsi, dan tanggung jawab kita di kantor maupun pada keluarga? Apakah yang kita kerja saat ini akan memberi kesan dan diingat sampai minimal lima tahun kedepan? Cukup banggakah kita atas apa yang kita hasilkan dan sementara diusahakan sekarang? Yakinkah yang kita kerjakan saat ini akan berdampak pada kesejahteraan, keamanan keluarga dan orang lain yang makin baik? Adakah kita tidak menjadi bagian dari masalah dan ikut sebagai tikus dan koruptor dalam negara kita? Yakinkah kita bahwa yang kita kerjakan ini akan mengangkat derajat dan gengsi kita, nama baik keluarga kita? Adakah kita tidak egois dan ambisius mementingkan keluarga, suku, partai, dan ideologi sempit yang tidak empati?”

Jika pertanyaan sudah kita jawab “oke” atau “yes”, maka kita sudah berada pada jalur yang benar untuk mewariskan kehidupan yang bermakna. Kita mewariskan nama baik!

@Makassar, 27 Juli 2013