Soal penghargaan wajar tanpa pengecualian (WTP) dari BPK yang sudah lima kali dikantongi Sulsel, bagi SYL, dari prestasi demi prestasi harus ada penghargaan kepada mereka yang berhasil mencapainya. Semua prestasi yang dicapai itu bukan karena ada Gubernur, melainkan karena semua pihak terlibat. Dan, yang paling penting sebetulnya adalah membangun system untuk bisa bekerja dengan kejelasan target, kejelasan order, dan kejelasan goal.

Oleh sebab itu, seorang  gubernur harus bisa memperjelas keinginannya kepada seluruh stakeholder yang ada di bawaahnya. Tidak boleh abu-abu. Tidak boleh tidak jelas begitu. Kejelasan itu menjadi sangat menentukan.

Tidak hanya itu, setelah jelas tujuannya, setelah jelas goal-nya, harus dibuat tiga agenda yang dia lakukan. Keatu, mindset dan agenda intelektual dari masing-masing pejabat sampai ke struktur yang paling bawah terhadap tujuan dan goal itu dipahami dengan pikirannya.

Kedua, harus jelas manajemennya untuk mencapai itu. Manajemen itu terdiri atas regulasi dan kebijakannya harus dibuat. Kedua kejelasan koordinasi kelembagaan, kejelasan tahapan-tahapan yang harus dia pakai. Kalau kita ke Pare-pare, tidak bisa langsung dari Barru, tetapi harus start dari Makassar. Seperti itu. Jadi, dia tahu tahapan-tahapanta. Dia tahu uang bisa mendukungnya berapa? Dan bagaimana memanfaatkan uang itu.

Ketiga, dia tidak mungkin sendiri dan membutuhkan orang lain. Kalau ini ada, maka target itu jelas. Katakanlah WTP itu jelas. Hanya dengan WTP, maka kita yakin administrasi kita baik. Kalau administrasi kita baik, kita yakin penyimpangan dan penyelewengan bisa kita hindari. Berarti kita terhindar dari korupsi. Kalau terhindar dari korupsi berarti kita mampu menjaga harga diri. Dan, kalau kita mampu menjaga harga diri, berarti ini akan membahagiakan anak istri dan keluarga. Kira-kira begitulah yang seharusnya ada. Dan, harus dicontohkan oleh para pemimpinnya. Mau mencapai, tetapi pemimpinnya main-main. Pemimpinnya sendiri nggak bisa dipegang. Susah.

Rammang-Rammang 4 Agustus 2015