Setelah tujuh tahun memimpin Sulsel, apa sebenarnya yang membuat SYL galau? Kata dia, kehidupan ini tidak pernah berhenti. Oleh sebeb itu, seorang pemimpin kalau tidak galau terhadap upaya yang ada, dia di puncak kariernya dia segera turun itu. Kalau di pemerintahaan kita capai 5 km, maka terbentang 10 km lagi jalan yang harus di perbaiki di depannya. Kita mendaki satu gunung, kita taklukkan gunung satunya. Kita butuhkan untuk menaklukkan gunung-gunung berikutnya. Dan, Itulah kehidupan. Itulah pemerintahaan.

Ke depan yang harus dilihat adalah menjadikan Sulawesi Selatan ini adalah memang interkoneksi Indonesia yang sangat kuat. Pusat logistik dan perdagangan, termasuk distribusi barang dan jasa di Indonesia. Kita berharap begitu. Kita sudah masuk pada era industri. Kita harus masuk pada pemanfaatan segala potensi kelautan kita menjadi pendapatan kedua dari pendapatan sekarang. pendapatan pertama dari – SYL istilahkan – pangan darat yang ada sekarang tinggal dihilirisasi industri. Kita butuhkan pangan laut. Jadi, sebuah kekuatan baru yang bisa memberi makan pada kita.

Yang ketiga adalah pangan hutan, termasuk tambang di dalamnya harus bisa bermanfaat tanpa merusak lingkungan. Kehadiran obyek wisata ini harus berkontribusi maksimal bagi kesejahteraan rakyat.

Rammang-Rammang 4 Agustus 2015