Tak sedikit koperasi tergerus perkembangan informasi dan teknologi (IT). Namun Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bakti Huria, mampu bertahan dengan menjadikan IT sebagai kawan.

Safaruddin awalnya sangat susah mendapatkan pinjaman. Warga Sudu, Kabupaten Enrekang, Sulsel itu selalu ditolak ketika mengajukan kredit. Hingga akhirnya ini berhasil mendapatkannya dari KSP Bakti Huria.

Kredit awal Safaruddin sebesar Rp20 juta. Dana itu dijadikan modal untuk membiaya kebun bawang merah miliknya. Sukses, kini ia dikerja banyak pembiayaan yang mengajukan pemberian kredit padanya.

Hanya saja, Safaruddin menolak. Ia terlanjur setia dengan KSP Bakti Huria. Lima tahun jadi anggota, kredit Safaruddin kini sudah mencapai Rp120 juta. Ansuranya selalu lancar.

Itu hanya salah satu kisah. Ada banyak cerita lain dari anggota KSP Bakti Huria yang maju berkat bantuan modal. Apalagi, mereka dimanjakan dengan aplikasi yang makin memudahkan pelayanan.

Koperasi yang berdiri sejak 2003 tersebut, mulai mengusung IT dalam pelayanannya sejak 2007 silam. Tak henti-hentinya berinovasi, hingga KSP Bakti Huria mampu menyamai pelayanan perbankan dan pembiayaan modern lainnya.

KSP Bakti Huria setidaknya kini mereka menggunakan dua aplikasi untuk pelayanan IT. U-Mobile dan ANGGOTAKU.

U-Mobile yang tersambung secara langsung (online) dengan komputer di kantor cabang terdekat, sehingga untuk transaksi setoran tabungan dan angsuran pinjaman yang dilakukan oleh para CMO/FMO dapat dilakukan secara real time online ke data base KSP Bakti Huria.

Sementara aplikasi ANGGOTAKU, lanjut Haeril digunakan para anggota koperasi untuk transaksi. Misal cek saldo, kemudian pembelian pulsa, token listrik, serta kebutuhan lainnya.

KSP Bakti Huria memang konsen untuk penerapan teknologi. Alasannya, hanya koperasi yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman yang akan bertahan dan tetap eksis.

Perkembangan KSP Bakti Huria memang cukup melejit. Modal awal Rp500 juta, kini nilai asetnyanya mencapai Rp90 miliar. Setiap bulannya, ada perputaran omzet sekitar Rp5 miliar sampai Rp10 miliar.

Saat ini, KSP Bakti Huria punya anggota tetap sebanyak 3.000 orang lebih. Sementara untuk jumlah akun yang masuk dalam aplikasi kini sudah 12 ribu orang lebih.

Saat ini, KSP Bakti Huria juga tengah proses migrasi ke syariah. Hal itu sebagai upaya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan pembiayaan yang ramah terhadap masyarakat.

Lompatan lainnya, koperasi ini juga tengah menggagas  penerapan ID Core. Fungsinya tak jauh beda dengan BI Checking. Semata untuk memproteksi, agar pemberian kredit lebih aman dan terjamin.

Pemprov di bawah kepemimpinan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah sangat mendukung eksistensi koperasi. Ia tidak ingin koperasi tergerus bank dan pembiayaan modern lainnya. Bagi Nurdin, koperasi harus terus tumbuh dan menebar manfaat untuk masyarakat.

Menjawab keinginan gubernur itu, Dinas Koperasi dan UKM Sulsel kini konsen untuk pendampingan kelembagaan koperasi. Tiap OPD diminta melakukan pendampingan khusus pada koperasi yang eksis saat ini.

Termasuk memberikan pelatihan untuk penguatan kelembagaan. Pendampingan untuk penerapan IT juga dilakukan, agar koperasi bisa beradaptasi dengan kemajuan zaman.

Saat ini, masih ada 8.000 lebih koperasi yang beroperasi di Sulsel. Namun tak sedikit pula yang tutup. Yang sudah besar, akan mendapat dukungan, baik pelatihan maupun anggaran. (yusriadi)

 

======

KETERANGAN GAMBAR

Ketua KPS Bakti Huria, Andi Amri mengawasi karyawan di kantornya, beberapa waktu lalu.