PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Barat-Bank Sulselbar berencana melakukan spin off atau pemisahan unit syariah. Setelah dipisah, unit syariah nantinya akan berdiri sendiri menjadi bank syariah dengan manajemen yang berbeda. Hal ini dilakukan agar Bank BPD Syariah dapat berkembang dengan baik dan setara dengan bank syariah lainnya.
Direktur utama Bank Sulselbar, Andi Muhammad Rahmat menyampaikan rencananya mengenai pemisahan unit kerja tersebut kepada pemilik saham dominan yaitu Gubernur Sulsel DR. H. Syahrul Yasin Limpo di kantornya Senin, 29 Agustus 2016.
Dia menyebutkan spin off ditargetkan tahun 2023 mendatang, setelah dipisah, unit kerja itu nantinya bernama bank Syariah Sulawesi.
Rahmat menambahkan sebagai langkah awal, pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan persiapan SDM dan merektrut orang professional di bisnis syariah.
Rahmat mengungkapkan dalam pembentukan unit kerja baru itu, manejemen Bank Sulselbar mengajak tiga provinsi di Sulawesi yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara untuk bergabung dan menyertakan modal sebesar 500 miliar rupiah untuk kebutuhan kas internal.
Kendati spin off tersebut akan mengerus modal inti dari saat ini 1,9 triliun rupiah, namun posisi rasio kecukupan modal-CAR perusahaan menurutnya masih tinggi.
Rahmat mengaku aset bank sulselbar syariah sejauh ini telah mencapai sekitar 760 milyar rupiah dengan ekivalen sekitar 4,9 persen di sulsel.
Cabang Bank Syariah sendiri berjumlah empat unit yang berada masing-masing di Maros, Sengkang, Mamuju dan secara umum layanan syariah menyentuh seluruh kota.
Sementara Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin limpo mengungkapkan perekonomian Provinsi Sulsel saat ini tumbuh cukup baik sehingga pengelolaan bank sebaiknya dilakukan sendiri tanpa melibatkan pihak lain,karena dikhwatirkan akan terjadi penurunan kinerja.
Senin, 29 Agustus 2016 (Srf/Hr)