Skip to main content
 

Kabupaten Toraja Utara


Kabupaten Toraja Utara adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibukotanya adalah Rantepao. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tana Toraja.

Caretaker Bupati Toraja Utara adalah Drs. Y.S. Dalipang yang dilantik oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 26 November 2008 di lapangan Bhakti Rantepao. Namun dikarenakan Dalipang ikut mencalonkan diri dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Toraja Utara pada tanggal 11 November 2010, maka Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo melantik Caretaker Bupati Kabupaten Toraja Utara yang baru, yaitu Drs. Tautoto TR, SH pada bulan Februari 2010 lalu.

Pada tanggal 31 Maret 2011, kabupaten Toraja Utara memiliki bupati dan wakil bupati definitif pertama yaitu pasangan SOBAT, Frederik Batti Sorring sebagai Bupati dan Frederik Buntang Rombelayuk sebagai Wakil Bupati untuk periode 2011-2016.

VISI

“TORAJA UTARA, DAERAH WISATA BUDAYA KAYA PESONA DENGAN RAGAM KREATIVITAS DAN KASIH YANG MENYEJAHTERAKAN”

M I S I

Dalam mewujudkan Visi Pembangunan Kabupaten Toraja Utara tersebut dirumuskan misi sebagai berikut :

“MENCIPTAKAN BERBAGAI KEMUDAHAN YANG MEMUNGKINKAN WARGANYA MEMILIKI TINGKAT KREATIVITAS YANG DAPAT MENAMPILKAN HASIL-HASIL YANG GEMILANG”

Pokok-Pokok yang menjadi muatan misi tersebut adalah:

  1. Memampu-dayakan (empowering) para pelaku pembangunan dalam berbagai bidang melalui pendirian Pusat Pelatihan dan Ketrampilan dan memperkuat lembaga-lembaga pendidikan sehingga mampu menghasilkan lulusan yang memiliki etos kerja dan berdaya saing tinggi.
  2. Memperkuat infrastruktur pemerintahan, menggalakkan implementasi e-administration serta memasyarakatkan prinsip-prinsip utama dari Good Governance.
  3. Membenahi objek-objek wisata multi dimensi, membangun pusat pengembangan budaya,dan merevitalisasi nilai-nilai adat dan budaya
  4. Meningkatkan produktivitas wilayah melalui pembangunan sentra-sentra produksi dan pengolahan hasil-hasil peternakan, pertanian, perkebunan rakyat, dan perikanan
  5. Membangun dan membenahi berbagai macam dan rute jaringan transportasi untuk kemudahan akses internal dan akses dari dan ke Toraja Utara.
  6. Menciptakan jaringan komunikasi menyeluruh dalam rangka pelayanan terbaik bagi masyarakat.
  7. Meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan warga masyarakat yang didukung oleh pembangunan lingkungan hidup yang asri, sehat, nyaman dan aman; Melindungi masyarakat dari berbagai jenis penyakit dan kejahatan hingga pada tingkat terendah.
  8. Menyusun berbagai aturan perundang-undangan daerah dalam berbagai sektor pembangunan dan pemerintahan.

Gambaran Umum

Suku Toraja adalah salah satu dari empat suku yang terdapat di Sulawesi Selatan. Keempat Suku tersebut, Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja. masyarakat Toraja tinggal di Tondok Lepongan Bulan Tondok Matarik Allo sebagai nama negeri mereka sebelum penggunaan nama Toraja oleh para penyiar agama Nasrani.

Suku Toraja mendiami wilayah bagian utara jazirah Sulawesi Selatan yang berbatasan langsung dengan Sulawesi Tengah. Daerah Tana Toraja berbatasan dengan Kabupaten Luwu di sebelah Timur, Kabupaten Enrekang bagian Selatan, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Polewali, dan bagian utara berbetasan Propinsi Sulawesi Tengah.

Secara administratif mereka bermukim di daerah Kabupaten Endrekang, daerah Suppiran di kabupaten Pinrang, Mamasa di kabupaten Polewali-Mamasa, daerah galumpang dan Makki di kabupaten Mamuju sedangkan daerah inti pemukiman mereka adalah Kabupaten Tana Toraja.

Letak daerah Tana Toraja terbentang mulai dari KM 280 sampai dengan 355 Km dari ibu kota propinsi sulawesi selatan, Makassar. Luas wilayah Tana Toraja adalah 3.205,77 KM atau sekitar 5% dari luas Propinsi Sulawesi Selatan terletak antara 119-120 derajat BT dan 02-03derajat LS. Kondisi topdaerah ini terdiri atas pegunungan kurang lebih 40% dataran tinggi kurang lebih 20% dsataran rendah kurang lebih 38%, rawa-rawa dan sungai kurang lebih 2%. Tana Toraja berada di atas ketinggian antara 600m - 2800 m dari permukaan laut.

Kabupaten Tana Toraja adalah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, dengan bupati Bernama Theofilus Allorerung. Ibu kota kabupaten ini adalah Makale. Sebelum pemekaran, kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.990 km² dan berpenduduk sebanyak 248.607 jiwa (2007).

Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan dan mempertahankan gaya hidup yang khas dan masih menunjukkan gaya hidup Austronesia yang asli dan mirip dengan budaya Nias. Daerah ini merupakan salah satu obyek wisata di Sulawesi Selatan.

Pemekaran

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008, bagian utara wilayah kabupaten ini dimekarkan menjadi Kabupaten Toraja Utara.

Jumlah Penduduk

Rantepao adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Indonesia. Rantepao juga merupakan ibukota Kabupaten Toraja Utara. Rantepao dikenal sebagai pusat budaya Suku Toraja.

Kota Rantepao dilalui oleh Sungai Sa'dan yang memberikan sumber air bagi pertanian dan pete Penduduk Kabupaten Toraja Utara berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 berjumlah 216.762 jiwa yang tersebar di 21 Kecamatan, dengan jumlah penduduk terbesar yakni 25.585 jiwa mendiami Kecamatan Rantepao. Secara keseluruhan, jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari penduduk yang berjenis kelamin perempuan, yang masing-masing 109.747 jiwa penduduk laki-laki dan 107.015 jiwa penduduk perempuan. Hal ini juga tercermin pada angka rasio jenis kelamin yang lebih besar dari 100, yaitu 103%, ini berarti, dari setiap 100 orang perempuan terdapat 103 laki-laki. Kepadatan penduduk di Kabupaten Toraja Utara pada tahun 2010 telah mencapai 188 jiwa/km². Kecamatan terpadat terdapat di Kecamatan Rantepao, dengan tingkat kepadatan mencapai 2.486 jiwa/km², sedangkan kecamatan yang tingkat kepadatannya paling rendah adalah Kecamatan Baruppu dan Rantebua, yaitu 33 dan 90 jiwa/km².

Suku

Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan 500.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa.[1] Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma.[2]

Kata toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti "orang yang berdiam di negeri atas". Pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada tahun 1909.[3] Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya. Ritual pemakaman Toraja merupakan peristiwa sosial yang penting, biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari.

Sebelum abad ke-20, suku Toraja tinggal di desa-desa otonom. Mereka masih menganut animisme dan belum tersentuh oleh dunia luar. Pada awal tahun 1900-an, misionaris Belanda datang dan menyebarkan agama Kristen. Setelah semakin terbuka kepada dunia luar pada tahun 1970-an, kabupaten Tana Toraja menjadi lambang pariwisata Indonesia. Tana Toraja dimanfaatkan oleh pengembang pariwisata dan dipelajari oleh antropolog.[4] Masyarakat Toraja sejak tahun 1990-an mengalami transformasi budaya, dari masyarakat berkepercayaan tradisional dan agraris, menjadi masyarakat yang mayoritas beragama Kristen dan mengandalkan sektor pariwisata yang terus meningkat.

Secara Geografis, Tana toraja berada pada 2° 40' LS sampai 3° 25' LS dan 119° 30' BT sampai 120° 25' BT. Bukit, lembah, dan gunung batu mendominasi alam toraja yang ditumbuhi hutan dan persawahan. Mata air dari toraja mengalirkan banyak sungai-sungai ke daerah pesisir Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

Iklim & Cuaca

Tana Toraja beriklim tropis. Musim hujan terjadi pada bulan Oktober - Maret sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan April - September. Perubahan iklim dunia dan pengaruh pemanasan global sedikit mempengaruhi pola iklim di Tana Toraja dalam satu dekade terakhir, namun pola dan masa tanam padi yang hampir seluruhnya mengandalkan air hujan tetap belum berubah. Curah hujan tertinggi biasanya terjadi pada Desember hingga Januari.

Terdapat juga daerah yang hampir selalu terselimuti kabut sepanjang hari di perbatasan dengan daerah Teluk Bone.

Kabupaten Toraja Utara mempunyai batas-batas wilayah:

  • Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, Kecamatan Limbongan Kecamatan Sabbang Kabupaten Luwu Utara
  • Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Lamasi, Kecamatan Walerang, Kecamatan Wana Barat, dan Kecamatan Bastem Kabupaten Luwu
  • Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sangalla Selatan, Kecamatan Sangalla Utara, kecamatan Makale Utara, dan Kecamatan Rantetayo Kabupaten Tana Toraja
  • Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kurra, Kecamatan Bittuang Kabupaten Tana Toraja.
Deskripsi Daerah
Deskripsi Daerah