Skip to main content
 

Kabupaten Bulukumba


Kabupaten Bulukumba adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Bulukumba. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.154,67 km² dan berpenduduk sebanyak 395.560 jiwa dengan jarak tempuh dari Kota Makassar sekitar 153 Km.

Secara geografis Kabupaten Bulukumba terletak pada koordinat antara 5°20” sampai 5°40” Lintang Selatan dan 119°50” sampai 120°28” Bujur Timur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sinjai di sebelah utara, sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores, dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bantaeng.

Secara kewilayahan, Kabupaten Bulukumba terbagi dalam 10 kecamatan, 24 kelurahan, dan 123 desa. Kabupaten Bulukumba berada pada kondisi empat dimensi, yakni dataran tinggi pada kaki Gunung Bawakaraeng – Lompobattang, dataran rendah, pantai dan laut lepas. Daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0 s/d 25 meter di atas permukaan laut meliputi tujuh kecamatan pesisir, yaitu Kecamatan Gantarang, Kecamatan Ujungbulu, Kecamatan Ujung Loe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang dan Kecamatan Herlang.

Daerah bergelombang dengan ketinggian antara 25 s/d 100 meter dari permukaan laut, meliputi bagian dari Kecamatan Gantarang, Kecamatan Kindang, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang, Kecamatan Herlang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale. Dan daerah perbukitan di Kabupaten Bulukumba terbentang mulai dari Barat ke utara dengan ketinggian 100 s/d di atas 500 meter dari permukaan laut meliputi bagian dari Kecamatan Kindang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale.

Wilayah Kabupaten Bulukumba lebih didominasi dengan keadaan topografi dataran rendah sampai bergelombang. Luas dataran rendah sampai bergelombang dan dataran tinggi hampir berimbang, yaitu jika dataran rendah sampai bergelombang mencapai sekitar 50,28% maka dataran tinggi mencapai 49,72%.

Penduduk di Kabupaten Bulukumba dari berbagai macam suku bangsa yang sebahagian besar adalah suku Bugis, dan Makassar. Selain itu terdapat juga satu suku yang masih memegang teguh tradisi leluhur dengan mempertahankan pola hidup tradisional yang bersahaja dan jauh dari kehidupan modern, yakni Suku Kajang. Suku Bugis Makassar yang dikenal sebagai pelaut sejati, telah menumbuhkan budaya maritim yang cukup kuat dimasyarakat Bulukumba dengan slogan "Bulukumba Berlayar", masyarakat Bulukumba menyatakan eksistensinya dengan kata layar mewakili pemahaman subyek perahu sebagai refleksi kreatifitas dan karya budaya yang telah mengangkat Bulukumba di percaturan kebudayaan nasional dan internasional, sebagai 'Bumi Panrita Lopi'.

Selain itu budaya keagamaan yang kental juga cukup mempengaruhi tatanan kehidupan masyarakat Bulukumba. Sentuhan ajaran agama islam yang dibawah oleh ulama besar dari Sumatera, yang masing-masing bergelar Dato’ Tiro (Bulukumba), Dato Ribandang (Makassar), dan Dato Patimang (Luwu), telah menumbuhkan kesadaran religius dan menimbulkan keyakinan untuk berlaku zuhud, suci lahir bathin, selamat dunia akhirat dalam rangka tauhid “appaseuwang” (Meng-Esa-kan Allah SWT).

Penduduk Bulukumba secara umum menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar disamping bahasa daerah. Bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat adalah Bahasa Bugis dan Bahasa Konjo yang berdialek Makassar, yang keduanya merupakan bahasa pengantar dalam lingkungan keluarga dan terutama di daerah pedesaan.

Kabupaten ini mempunyai suhu rata-rata berkisar antara 23,82 °C – 27,68 °C. Suhu pada kisaran ini sangat cocok untuk pertanian tanaman pangan dan tanaman perkebunan, maka klasifikasi iklim di Kabupaten Bulukumba termasuk iklim lembap atau agak basah. Kabupaten Bulukumba berada di sektor timur, musim gadu antara Oktober – Maret dan musim rendengan antara April – September. Terdapat 8 buah stasiun penakar hujan yang tersebar di beberapa kecamatan, yakni: stasiun Bettu, stasiun Bontonyeleng, stasiun Kajang, stasiun Batukaropa, stasiun Tanah Kongkong, stasiun Bontobahari, stasiun Bulo–bulo dan stasiun Herlang. Daerah dengan curah hujan tertinggi terdapat pada wilayah barat laut dan timur sedangkan pada daerah tengah memiliki curah hujan sedang dan pada bagian selatan curah hujannya rendah.

Tanah di Kabupaten Bulukumba didominasi jenis tanah latosol dan mediteran. Secara spesifik terdiri atas tanah alluvial hidromorf coklat kelabu dengan bahan induk endapan liat pasir terdapat dipesisir pantai dan sebagian di daratan bagian utara. Sedangkan tanah regosol dan mediteran terdapat pada daerah-daerah bergelombang sampai berbukit di wilayah bagian barat.

Sungai di kabupaten Bulukumba ada 32 aliran yang terdiri dari sungai besar dan sungai kecil. Sungai-sungai ini mencapai panjang 603,50 km dan yang terpanjang adalah sungai Sangkala yakni 65,30 km, sedangkan yang terpendek adalah sungai Biroro yakni 1,50 km. Sungai-sungai ini mampu mengairi lahan sawah seluas 23.365 Ha.

Deskripsi Daerah

Kawasan Adat Ammatoa terletak di Desa Tana Toa Kec. Kajang berjarak 56 km di sebelah timur laut Kota Bulukumba, dengan keunikan budaya masyarakatnya yang masih memegang teguh adat istiadat dan pesan-pesan leluhur yang disebut "Pasangnga Ri Kajang". Keaslian adat dan alamnya masih terjaga, masyarakatnya sangat patuh pada peraturan adat dengan pola hidup yang bersahaja dan senantiasa mengenakan pakaian serba hitam. Bangunan tempat tinggalnya pun seragam dan menghadap ke utara. Pengunjung yang masuk ke kawasan ini diharuskan berjalan kaki dan mengenakan pakaian serba hitam pula. Kawasan adat ini dipimpin oleh seorang pemimpin adat yang bergelar Amma Toa. Sebagai pemimpin adat spiritual, ia dianggap sebagai orang suci dan kepemimpinannya seumur hidup. Terletak di Kecamatan Kajang, sekitar 56 Km dari kota Bulukumba. Daerah ini terisolasi dengan dunia luar dan sangat jauh dari kehidupan modern, namun mereka sangat menjaga kelestarian hutan karena merusak hutan merupakan pantangan bagi leluhur mereka. Bila ada yang melanggar pantangan tersebut dan merusak hutan maka akan dikenakan sanksi yang diputuskan melalui musyawarah adat yaitu Adat Lima Karaeng Tallu. Dalam kawasan ini terdapat berbagai atraksi seni budaya seperti musik Basing-basing yang diiringi dengan syair berisi pesan-pesan tentang kehidupan. Juga terdapat seni tari Pabitte Passapu.

Tempat tersebut memiliki ciri khas tersendiri, mereka hidup tanpa tersentuh oleh perkembangan zaman. Mereka sangat memegang teguh adat istiadat mereka. Kawasan adat tersebut cukup terbuka bagi wisatawan yang ingin berkunjung, tetapi harus memiliki izin terlebih dahulu, baik dari pemerintah setempat atau izin langsung dari kepala suku tersebut. Izin langsung dari kepala suku biasa didapatkan apabila anda mempunyai kenalan orang dari dalam suku itu. Kawasan amma toa banyak dikunjungi wisatawan asing, khususnya dari Prancis.

Di Bulukumba tepatnya di Tana Beru di pesisir pantai berjarak 24 Km dari Ibu Kota Bulukumba ditempat inilah perahu Pinisi Nusantara yang mengarungi samudra pasifik sampai ke Vancouver Kanada, Ammanagappa yang berlayar sampai ke Madagaskar serta Hati Marege dan Damar Sagara yang masing-masing berlayar ke Australia dan Negeri Sakura Jepang. Berada di tempat pembuatan perahu ini membuat kita akan merasa kagum melihat kepiawaian masyarakat Bonto Bahari membuat kapal/perahu pinisi tradisional. Setiap pembuatan perahu ditandai dengan upacara yang ritual spesifik. Pembuatan perahu phinisi tradisional dibuat dengan memadukan keterampilan teknis dan kekuatan magis serta uniknya setiap bagian kapal yang sarat dengan falsafah.

Tanjung Bira merupakan pantai pasir putih yang halus dan bersih dengan air laut yang  jernih yang sangat terkenal di Sulawesi Selatan. pengunjung juga dapat menyaksikan matahari terbit dan terbenam serta keindahan dua pulau yang ada didepannya, yaitu pulau Liukang loe dan pulau Kambing (tidak berpenghuni). Tanjung Bira terletak sekitar 200 km dari Kota Makassar atau 40 km dari Kabupaten Bulukumba. Tempat ini telah dilengkapi fasilitas berupa tempat parkir, penginapan, hotel, villa, bungalow, dan restaurant dan lain-lain. Di kawasan pantai juga terdapat pelabuhan fery yang siap mengantar pengunjung yang ingin berwisata ke pulau Selayar.

Tana Beru terkenal sebagai tempat pembuatan kapal / perahu tradisional. Anda akan merasa kagum melihat kepiawaian masyarakat membuat kapal tradisional dengan konstruksi kayu dan peralatan tradisional pula. Terletak di pesisir pantai kelurahan Tana, sekitar 24 Km dari kota Bulukumba.

Bulukumba juga terkenal sebagai pembuat Kapal phinisi, oleh karena itu Kota tersebut diberi julukuan Panrita Lopi (ahli pembuat Kapal). Jika anda ingin melihat proses pembuatan kapal phinisi, anda bisa mengunjungi daerah Tana beru, disana anda bisa melihat deretan kapal yang sedang dibuat. Di sekitar tempat itu disediakan juga miniatur kapal phinisi jika anda tertarik untuk mengoleksinya.

Bebatuannya dihormati sebagai obyek yang unik semenjak terungkap adanya kehidupan masa lampau sesuai dengan usia batu tersebut. Dibuktikan dengan adanya 11 makam dari 90 buah batu pahat berlubang yang pernah digunakan untuk keperluan masyarakat pada masa itu. Terletak di kelurahan Biri Ngere, Kecamatan Sinjai Utara sekitar 2 Km dari kota Sinjai.

Pantai Lemo-lemo adalah salah satu objek wisata andalan Kabupaten Bulukumba. Lokasinya pantai tersebut, sekitar 1 jam kurang dari Kecamatan Tana Beru, tepatnya Sekitar 7 Km dari lokasi pembuatan Perahu Pinisi. Kawasan ini seluas 508 Ha. Pantai Lemo-Lemo potensial dijadikan tempat wisata kelas menengah ke atas. Berbagai daya tarik wisata dapat dilihat di sini. Selain keindahan pantainya, di tempat ini dapat terasa kesejukan udara hutan lindung dan kicau burung yang merdu serta atraksi seperti monyet dan kus-kus melompat dari pohon yang satu ke pohon yang lainnya. Bukan hanya itu, pantai ini memiliki terumbu karang yang indah dengan berbagai jenis ikan hias. Di sore hari dapat terlihat panorama senja, di saat matahari akan terbenam. Kombinasi hutan dan pantai menjadikan kawasan ini potensial untuk dikembangkan.

Pantai Mandala Ria yang terletak di desa Lambanna Ara juga lumayan indah dan banyak dikunjungi wisatawan lokal. Dinamakan Mandala Ria karena di tempat inilah Panglima Mandala memesan 24 kapal pendarat dalam rangka pembebasan Irian Jaya dari kolonial Belanda. Selain pantainya yang berpasir putih, terdapat pula tempat-tempat menarik untuk dikunjungi, yakni Goa Passohara yang di dalamnya terdapat sumber mata air. Di tempat ini pula banyak wisatawan melewatkan waktunya untuk berenang. 

Pantai Samboang terletak di Desa Eka Tiro Kecamatan Bonto Tiro. Panorama yang indah dan lekukan bibir pantai yang landai serta terumbu karang yang tak jauh dari pantai menjadikan Samboang berbeda dengan objek wisata pantai lainnya. Di tempat ini pula terdapat pulau kecil yang telah dihubungkan dengan titian sepanjang 20 meter.

Bagi wisatawan yang gemar memancing di tempat inilah dapat menyalurkan hobby. Selain pantai Tanjung Bira, pantai Samboang adalah salah satu obyek wisata Bulukumba yang tidak kalah menariknya. Pantai ini berada di Kecamatan Bontotiro tepatnya bagian selatan pesisir pantai Bulukumba. Dengan pasir putih dan air lautnya yang jernih, pengunjung juga dapat menikmati rindang pohon kelapa yang berjejer di pinggir pantai. 

Deskripsi Daerah