Skip to main content
 

Kabupaten Enrekang


Kabupaten Enrekang adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Kota Enrekang ± 236 Km sebelah utara Makassar. Secara administratif terdiri dari 12 kecamatan defenitif terdapat 129 kelurahan/desa, yaitu 17 kelurahan dan 112 desa, dengan luas wilayah sebesar 1.786,01 Km². Terletak pada koordinat antara 3o 14’ 36” sampai 03o 50’ 00” Lintang Selatan dan 119o 40’ 53” sampai 120o 06’ 33” Bujur Timur.

Batas wilayah kabupaten ini adalah sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja, sebelah selatan dengan Kabupaten Luwu, sebelah timur dengan Kabupaten Sidrap dan sebelah barat dengan Kabupaten Pinrang.

Kabupaten ini pada umumnya mempunyai wilayah Topografi yang bervariasi berupa perbukitan, pegunungan, lembah dan sungai dengan ketinggian 47 – 3.293 m dari permukaan laut serta tidak mempunyai wilayah pantai. Secara umum keadaan Topografi wilayah didominasi oleh perbukitan/pegunungan yaitu sekitar 84,96% dari luas wilayah Kabupaten Enrekang sedangkan yang datar hanya 15,04%.

Musim yang terjadi di Kabupaten Enrekang ini hampir sama dengan musim yang ada di daerah lain yang ada di Propinsi Sulawesi Selatan yaitu musim hujan dan musim kemarau dimana musim hujan terjadi pada bulan November - Juli sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Agustus - Oktober.

Jumlah penduduk Kabupaten Enrekang pada tahun 2012 sudah mencapai 255.089 jiwa, yang terdiri dari 129,975 jiwa laki-laki dan 125,114 perempuan. Penduduknya sebagian besar pemeluk Agama Islam dengan mata pencaharian utama pada Sektor Pertanian (±65%).

Ditinjau dari kerangka pengembangan wilayah maupun secara geografis Kabupaten Enrekang juga dapat dibagi kedalam dua kawasan yaitu Kawasan Barat Enrekang (KBE) dan Kawasan Timur Enrekang (KTE). KBE meliputi Kecamatan Alla, Kecamatan Anggeraja, Kecamatan Enrekang dan Kecamatan Cendana, sedangkan KTE meliputi Kecamatan Curio, Kecamatan Malua, Kecamatan Baraka, Kecamatan Bungin dan Kecamatan Maiwa. Luas KBE kurang lebih 659,03 Km 2 atau 36,90% dari Luas Kabupaten Enrekang sedangkan luas KTE kurang lebih 1.126,98 Km2 atau 63,10% dari, Luas wilayah Kabupaten Enrekang.

Dilihat dari aktifitas perekonomian, tampak ada perbedaan signifikan antara kedua wilayah tersebut. Pada umumnya aktifitas perdagangan dan industri berada pada wilayah KBE. Selain itu industri jasa seperti transportasi, telekomunikasi, hotel, restoran, perbankan, perdagangan industri pengolahan hasih pertanian berpotensi dikembangkan di wilayah tersebut. Sedangkan KTE yang selama ini dianggap relatif tertinggal bila dilihat dari ketersedian sarana dan prasarana sosial ekonomi, sangat memadai dari segi potensi SDA, sehingga amat potensial untuk pengembangan pertanian yaitu pertanian tanaman pangan/ hortikultura, perkebunan dan pengembangan hutan rakyat.

Kawasan Timur Enrekang yang memiliki wilayah yang luas dengan berbagai potensinya memberi peluang untuk pengembangan pertanian tanaman pangan dan hortikultura serta tanaman perkebunan dan kehutanan. Adanya keterbatasan akses KTE terhadap Kawasan Barat Enrekang mengindikasikan perlunya kebijakan atau langkah langkah strategis yang memungkinkan kedua wilayah tersebut dapat bersinergi untuk menuju pencapaian visi dan misi daerah.

Keberagaman kondisi georafis pada setiap wilayah menyebabkan adanya variasi komoditas unggulan yang memberi peluang untuk dikembangkan pada setiap wilayah.

Dari segi sosial budaya, masyarakat Kabupaten Enrekang memiliki kekhasan tersendiri. Hal tersebut disebabkan karena kebudayaan Enrekang (Massenrempulu') berada diantara kebudayaan Bugis, Mandar dan Tana Toraja. Bahasa daerah yang digunakan di Kabupaten Enrekang secara garis besar terbagi atas 3 bahasa dari 3 rumpun etnik yang berbeda di Massenrempulu', yaitu bahasa Duri, Enrekang dan Maiwa. Bahasa Duri dituturkan oleh penduduk di Kecamatan Alla', Baraka, Malua, Buntu Batu, Masalle, Baroko, Curio dan sebagian penduduk di Kecamatan Anggeraja. Bahasa Enrekang dituturkan oleh penduduk di Kecamatan Enrekang, Cendana dan sebagian penduduk di Kecamatan Anggeraja. Bahasa Maiwa dituturkan oleh penduduk di Kecamatan Maiwa dan Kecamatan Bungin. Melihat dari kondisi sosial budaya tersebut, maka beberapa masyarakat menganggap perlu adanya penggantian nama Kabupaten Enrekang menjadi Kabupaten Massenrempulu', sehingga terjadi keterwakilan dari sisi sosial budaya.

Visi Dan Misi Kabupaten Enrekang Tahun 2009 -2013

Visi   :

“ Mewujudkan Kabupaten Enrekang Sebagai Daerah Agropolitan Yang Lebih Maju,Unggul, Sejahtera Dan Religius Pada Tahun 2013 “

Misi   :

  1. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing kuat untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.
  2. Mengembangkan keunggulan komoditas dan produktifitas berdaya saing tinggi berbasis masyarakat, melalui pendekatan pembangunan agropolitan yang berkesinambungan berbasis lingkungan, menuju kemandirian daerah.
  3. Mengembangkan sarana prasarana untuk meningkatkan pelayanan publik, serta kelancaran mobilisasi sosial dan ekonomi antar desa/ wilayah.
  4. Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi serta pelayanan publik.
  5. Pengembangan perekonomian berbasis masyarakat secara merata dan berkeadilan.
Deskripsi Daerah

Permandian Alam Lewaja mempunyai jarak 6 km dari Ibu kota Enrekang. Arah timur dapat ditempuh dalam waktu 15 menit. Disamping dapat menikmati kolam renang lewaja, kita dapat juga menikmati keindahan alam lewaja, dengan air yang jernih dan sejuk.

 

Villa tersebut sangat strategis karena lokasinya berada pada jalur menuju daerah wisata Tana Toraja yaitu 18 km arah utara Kab. Enrekang dan berada pada ketinggian 800 m diatas permukaan air laut. Di Villa ini wisatawan sering mengambil gambar keindahan Gunung Buttu Kabobong yang biasa di kenal dengan sebutan "Gunung Nona".

Buttu Kabobong berada di wilayah di Desa Bambapuang kecamatan Anggeraja dengan menempuh jarak 18 km dari kota Enrekang dari arah utara menuju Tana Toraja atau sekitar 800 m dari permukaan air laut dan dapat ditempuh 20 menit perjalanan.

Situs Tontonan yang dulu dikenal dengan serambi mayat merupakan situs peninggalan prasejarah dimana terdapat mandu atau erong sebagai wadah kubur pada zaman sebelum masuknya Islam Situs terletak di Tontonan Kel.Tanete Kec. Anggeraja 27 Km dari Kabupaten Enrekang. Kawasan Ini juga menjadi pusat kegiatan panjat tebing yang dilengkapi sarana Outbond lainnya.

Kabupaten Enrekang terkenal dengan sebutan Negeri Seribu Gua. Lo'ko Bubau merupakan salah satu goa yang sangat menakjubkan dengan stalaktit dan Stalakmit yang sunguh mempesona. Gua ini terletak di Desa Kandinge Kec. Baraka, 53 Km dari kota Enrekang.

Gunung Latimojong adalah gunung tertinggi di Sulawesi Selatan dengan tinggi 3.478 mdpl, yang sudah sering menjadi ajang pendakian bagi pencinta alam. Berada di Desa Karangan, Desa Latimojong Kec.Baraka sekitar 70 Km dari Kota Enrekang.

Bunker Jepang ( Nippon ) adalah benteng pertahanan pada zaman penjajahan Jepang digunakan untuk menghadapi tentara sekutu dan tentara perjuangan Indonesia yang banyak ditemukan di sekitar Gunung Bambapuang 16 Km dari Kota Enrekang.

Terletak sekitar situs Tontonan di Kelurahan Tanete dan tidak jauh dari situs tontonan, batu ini terletak di tengah sungai serta batu ini terbentuk secara alamiah sehinggah dapat menyeruapai  kodok.

Situs Batu Tondon terletak di Tondon Desa Tongkonan Kecamatan Enrekang sekitar 20 Km dari Kota Enrekang. Terdapat hamparan batu gamping seluas 300 m, dimana terdapat goresan berbagaia bentuk batu berlubang yang berjumlah 56 buah yang diyakini merupakan peninggalan masa prasejarah. Di atas hamparan batu tersebut, terdapat mesjid tua yang berumur ratusan tahun.

Terletak di Desa Pana Kec.Alla sekitar 42 Km dari ibukota Kabupaten Enrekang.

Di situs ini kuburan kuno yang masih mengunakan Erong sebagai wadah Kuburan dan ruangan gua yang memiliki celah sehinggah dapat mengawasi keadaan Luar pada saat terjadi peperangan.

Kebun Raya Enrekang terletak di Desa Batumila, Kec. Maiwa sekitar 22 Km dari Kota Enrekang dengan Luas sekitar 300 ha. Kebun Raya Enrekang salah satu  kebun raya terbaik di antara 7 (tujuh) kebun raya di Indonesia. Kebun ini berkosentrasi di bidang tropika (wilayah Wallceae), Pendidikan, Lingkungan dan Pariwisata.

Terletak di Batuapi Desa Mangkawani, Kec. Maiwa sekitar 40 Km dari Kota Enrekang.

Desa ini terkenal sebagai kawasan percontohan untuk daerah desa bebas dari asap rokok yang sudah terkenal baik dalam negeri maupun mancanegara. Desa ini terletak di Kec. Baraka yang berjarak 5 Km dari kecamatan dan berjarak 50 Km dari Kabupaten Enrekang.

Deskripsi Daerah