Skip to main content
 

Kabupaten Luwu Timur


VISI

”KEBERLANJUTAN PEMERINTAHAN, PEMBANGUNAN DAN PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN LUWU TIMUR MENUJU KABUPATEN AGROINDUSTRI TAHUN 2015”

MISI

  1. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan kepemerintahan dan pelayanan publik yang sebaik-baiknya;
  2. Memperkuat kompetensi dan kapasitas sumberdaya manusia di daerah untuk dapat menjadi handal, berdayaguna, berhasilguna untuk selanjutnya dapat meningkatkan partisipasi dalam kemajuan daerah;
  3. Menjaga suasana kebersamaan antar komponen warga agar tetap harmonis, tertib dan aman guna menunjang hidup dan kehidupan masyarakat yang lebih maju dan bermartabat dalam kesesuaian tatanan nilai-nilai budaya luhur dan tuntunan agama;

Melanjutkan momentum dan meningkatkan kualitas pembangunan daerah dengan memperluas aksesibilitasdan meningkatkan daya saing daerah untuk mengantisipasi perkembangan situasi perekonomian nasionaldan internasional, melalui industrialisasi perdesaan dan agroindustri.

Letak Geografis

 

Secara geografis Kabupaten Luwu terletak di sebelah selatan katulistiwa. Tepatnya di antara 2o03'00" - 3o03'25" Lintang Selatan dan 119o28'56" - 121o47'27" Bujur Timur, dengan luas wilayah 6,944.88 km2. Sekitar 11,14 persen Propinsi Sulawesi Selatan merupakan luas wilayah Kabupaten Luwu Timur.

Kabupaten Luwu Timur merupakan Kabupaten paling timur di Propinsi Sulawesi Selatan yang berbatasan dengan Propinsi Sulawesi Tengah di sebelah Utara. Sedangkan di sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Sulawesi Tenggara dan Teluk Bone. Sementara itu, batas sebelah Barat merupakan Kabupaten Luwu Utara.

Kabupaten Luwu Timur yang beribukota di Malili, secara administrasi dibagi menjadi 11 kecamatan yaitu Kecamatan Burau, Wotu, Tomoni, Tomoni Timur, Angkona, Malili, Towuti, Nuha, Wasuponda, Mangkutana dan Kaleana serta 99 kelurahan.

Di Kabupaten Luwu Timur terdapat sembilan sungai besar. Salah satu sungai tersebut adalah Sungai Kalaena dengan panjang 85 km. Sungai tersebut melintas di Kecamatan Mangkutana. Sungai Kalaena tercatat sebagai sungai terpanjang di Kabupaten Luwu Timur. Sedangkan sungai terpendek adalah Sungai Bambalu dengan panjang 15 km.

Selain itu, di Kabupaten Luwu Timur juga terdapat lima danau. Kelima danau tersebut antara lain danau Matano (dengan luas 245.70 km2), Danau Mahalona (25 km2), dan Danau Towuti (585 km2), Danau Tarapang Masapi (2.43 km2) dan Danau Lontoa (1.71 km2). Danau Matano terletak di Kecamatan Nuha sedangkan keempat danau lainnya terletak di Kecamatan Towuti.

Kabupaten Luwu Timur merupakan wilayah yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Pada tahun 2007 tercatat rata-rata curah hujan mencapai 279 mm dengan rata-rata jumlah hari hujan per bulan mencapai 17 hari.

Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Luwu Timur (kondisi Desember 2010) berdasarkan data yang ada di desa mencapai jumlah 261.199 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 56.068 rumah tangga. Penyebaran penduduk di tiap kecamatan kurang merata. Kecamatan yang paling banyak jumlah penduduknya adalah Kecamatan Malili sebesar 33.386 jiwa. 

Pada Tahun 2010 Kabupaten Luwu Timur mempunyai kepadatan penduduk 38 jiwa per km2. Kecamatan yang paling padat adalah Kecamatan Tomoni Timur dengan kepadatan 286 jiwa per km2. Secara umum jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan, terlihat dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Luwu Timur sebesar 109,07 yang artinya setiap 100 perempuan di Luwu Timur terdapat sekitar 109 laki-laki.

Deskripsi Daerah

Tidak hanya Pantai Batu Menggoro dan Pantai Watu Hara yang ditawarkan, di sebelah barat Malili yakni di Kecamatan Wotu dapat pula kita jumpai wisata bahari pantai Bissue, lalu bergerak ke barat lagi di Kecamatan Burau tepatnya di desa Mabonta kita disuguhi pemandangan pantai dan laut lepas teluk Bone di Pantai Lemo.

Objek ini tergolong primadona dengan jumlah pengunjung yang banyak. Disini kita disuguhi jejeran lambaian nyiur dengan hamparan rumput Jepang yang menahan abrasi pantai. hamparan pasir yang panjang melandai menjadikan kegiatan wisata pantai dengan leluasa dinikmati.

Objek wisata air terjun yang tak kalah menariknya yakni Air Terjun Salu Anuang  terletak 30 km arah utara Mangkutana di poros Trans – Sulawesi  arah Poso. Tidaklah sulit menemukan karena tepat di sisi kanan jembatan yang melintas di atasnya. 

Banyak pengunjung yang selalu menyempatkan singgah untuk refreshing dalam perjalanan panjang dari Sulawesi Tengah manuju ke Sulawesi Selatan.  Derasnya air yang mengalir memberihkan bulir-bulir air terbang tersapu angin menciptakan kesegaran disekitarnya.

Sungai Malili adalah ikon Ibukota Kabupaten Luwu Timur, terletak di jantung Kota Malili membelah kota. Menikmati keindahan sunset muara menjadi pesona dan daya tarik tersendiri bagi pelancong terlebih disisi kanan sungai berjejer penginapan, restoran dan rumah makan menggugah selera untuk menikmati wisata kuliner andalan kota ini. Masakan Parede, Kapurung, Dange dan lainnya terasa nikmat bila dipadukan dengan suasana sungai diiringi alunan archestra Klotok dari perahu kecil dan cepat yang melintasi tanpa putus dengan berbagai aktivitas ritme kehidupan membelah sungai. Kenyamanan melancong lebih hangat oleh keramahan warga malili yang dikenal ramah dan bersahabat terhadap pendatang menjadikan Malili dikenang sebagai kota yang bersahabat.

Tidak terlalu jauh dari Kota Malili tepatnya 8 km barat daya dijumpai wisata alam Air Terjun Atue. Pesonanya memilki daya magis bagi pelancong yang datang. Kita tidak hanya disuguhi oleh pesona alam karena bagi mereka yang tertarik pada wisata kultur maka masih di kawasan Attue dapat kita jumpai beberapa artefak jejak keberadaan Legenda Mitikal Sawerigading. Kita dapat menjumpai pelantun cerita epos-mitikal  I La Galigo dan mengunjungi  beberapa situs yang dikeramatkan oleh masyarakat.

Gemuruh air menambah suasana sejuk kawasan obyek wisata Mata Buntu seakan mengajak pengunjung untuk segera melepas penat menjadikan sambutan yang menggoda hati untuk segera menggelar tikar alas daun pandan di sela – sela rimbunan hutan tropis sambil menikmati undak – undakan air terjun bersusun 33 yang terbentuk alami. Kupu – kupu beterbangan dan hinggap diantara sembulan anggrek hutan yang bertengger menyembul di antara pakis hutan yang menempel di batang pohon dan dibebatuan menjadi bonus untuk melepas penat sambil bersantap bersama keluarga. 

Obyek wisata Mata Buntu terletak di Kecamatan Wasuponda. Keunikan di obyek wisata ini adalah di undakan paling atas pengunjung dapat menemui sebuah batu berbentuk alat kelamin pria yang konon dipercaya dapat membantu bagi pasangan yang belum dikarunia anak, adapula yang meyakini sebagai tempat mengikat janji bagi pasangan muda – mudi, percaya atau tidak.

Danau Matano terletak di pinggiran Sorowako, luasnya mencapai 8.218, 21 Ha dan merupakan salah satu danau terdalam mencapai  550 meter. Sumber mata air danau berasal dari sebuah kolam berukuran 8 x 12 m di desa Matano. Beberapa tepian danau, kini dijadikan lokasi berekreasi seperti Pantai Ide, Pantai Kupu – kupu, Pantai Salonsa. Danau Matano menawarkan panorama eksotik, air yang sejuk, landscaping tepian danau tertata rapi dipenuhi rimbunan pohon-pohon besar menjadikan suasananya sangat teduh. Bagi pencinta olahraga air tidak perlu khawatir, karena sarana rekreasi di danau Matano dilengkapi berbagai fasilitas seperti Kayak, Banana Boat, Jet Ski, Kapal Pesiar, serta didukung dengan penempatan Gasebo, Bungalow, Restaurant, taman bermain untuk anak – anak dan fasilitas lengkap lainnya.

Deskripsi Daerah