Peringatan Hari Aksara Internasional yang dirangkaikan dengan Hari Guru Nasional Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), dipusatkan di Lapangan Andi Makkasau Kota Parepare, Rabu (23/11). Dalam kegiatan tersebut terungkap, 16 kabupaten kota berhasil meningkatkan angka melek aksara masyarakatnya di atas 95 persen.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel, Irman Yasin Limpo, mengungkapkan, Pemprov Sulsel bersama pemerintah kabupaten kota terus konsisten dan komitmen untuk peningkatan keaksaran. Hasilnya pun signifikan. Tahun 2013, persentase tuna aksara 7,49 persen atau 386 ribu orang turun menjadi 4,68 persen atau 249 ribu orang hingga akhir Oktober, berdasarkan data Badan Pusat Statistik.
"Semoga di akhir Desember nanti, jumlah penduduk buta aksara turun hingga di angka 3 persen," harap Irman.
Ia memaparkan, tahun ini ada 16 kabupaten kota yang berhasil meningkatkan angka melek aksara masyarakatnya hingga di atas 95 persen. Antara lain Kabupaten Bulukumba, Barru, Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang, Enrekang, Luwu, Tana Toraja, Luwu Utara, Luwu Timur, Toraja Utara, Kota Makassar, Palopo, dan Kota Parepare.
"Tahun lalu, hanya tujuh kabupaten yang angka melek aksaranya di atas 95 persen," ungkapnya.
Irman memaparkan, terkait program peningkatan kompetensi dan kualitas guru, Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel melakukan diklat untuk 400 angkatan atau 16 ribu guru. Diklat ini untuk meningkatkan kompetensi guru dari rata-rata 5 menjadi 7, melampaui nasional. Selain itu, dilakukan pula diklat service excelent agar guru bisa bersikap lebih ramah dalam mengajari siswa.
"Kami harap, bisa meningkatkan kualitas guru sekaligus meningkatkan kesejahteraan para guru," imbuhnya.
Sementara, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, dalam sambutannya menyampaikan, momentum Hari Aksara Internasional dan Hari Guru Nasional, merupakan momentum strategis dari segala aspek kehidupan. Tidak ada yang bisa maju tanpa pendidikan.
"Mari kita jadikan momentum ini komitmen bersama agar pendidikan lebih maju," kata Syahrul.
Memasuki era globalisasi dan modernisasi, kata Syahrul, anak-anak kita bisa mengakses informasi apapun dari internet. Karena itu, guru tidak boleh kalah agar bisa menuntun anak-anak agar tidak salah memanfaatkan teknologi informasi.
"Anak-anak kita tidak bisa lagi diajar seperti 10 tahun lalu. Perlakuannya sudah beda. Sekarang, kalau ada anak-anak dikasari, akan langsung dilaporkan ke aparat hukum. Karena itu, butuh metode yang berbeda. Inilah tantangan yang dihadapi sekarang, suka atau tidak," terangnya.
Pada peringatan Hari Aksara Internasional yang dirangkaikan dengan Hari Guru Nasional tersebut, juga dilakukan Penandatanganan MoU antara Pemprov Sulsel dengan Polda Sulsel, Pemprov Sulsel dengan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulsel, serta launching aplikasi Ipanrita yang dikerjasamakan dengan Telkom Group.
Rabu, 23 November 2016 (Dw/Na)