Untuk pertama kalinya setelah dilantik beberapa waktu lalu, Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Dr. Abdul Hayat, M.Si menjadi Inspektur Upacara (Irup) Hari Kesadaran Nasional, Senin (17/6/2019) di Lapangan Upacara Kantor Gubernur Sulsel. Upacara yang rutin dilaksanakan setiap tanggal 17 ini diikuti oleh Kepala OPD, Pejabat Eselon III, IV dan staf lingkup Kantor Gubernur Sulsel.
Abdul Hayat diawal sambutannya menyampaikan bahwa makna kesadaran nasional dari Upacara yang kita laksanakan pada pagi hari ini tidak lain adalah untuk melihat sampai dimana tingkat kedisiplinan kita dalam memaknai apa yang terkandung dalam isi UUD 1945 dan Panca Prasetya Korpri. “Kita sebagai ASN hendaknya mampu menciptakan pelayanan dalam mendorong cita-cita nasional, dan menciptakan progress yang lebih bagus kedepannya,” ujarnya.
“Salah satu instrument penting kenapa otonomi daerah itu harus dilaksanakan, karena ada dua pertimbangan utama, yang pertama adalah bagaimana mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Silahkan daerah berimprovisasi, melakukan inovasi, melakukan terobosan, percepat pelayanan dan yang kedua memberikan kesempatan kepada daerah untuk lebih mandiri,”ungkapnya.
“Saya berharap didalam bekerja ada 3 hal penting yang harus diperhatikan. Pertama, kurangi merasa pintar tetapi perbanyak pintar merasa apa yang terjadi di lingkungan kita, jadi silahkan pintar tapi jangan menggurui. Yang kedua, silahkan cepat, lincah tapi jangan mendahului karena ada system, ada kesepakatan dan ada kode etik yang harus kita patuhi bersama, dan yang ketiga adalah silahkan anda tajam tapi jangan melukai, boleh mengkritik tapi ada tempat yang tepat untuk itu. Kalo itu sudah kita laksanakan maka aman Negara,”ungkap Abdul Hayat.
“Mari kita mencoba melakukan hal seperti itu dan kedepannya marilah kita sama-sama kompak,” imbaunya.
“Siapa pun pimpinan kita, kita harus loyal sesuai dengan aturan yang ada. Saya juga tidak mau loyal untuk hal yang tidak produktif dan cenderung negatif, tapi mari kita loyal kepada porsi apa adanya. Jadi mari kita bekerja mengembangkan transformasional leader, bukan transaksi,” tegasnya.
Dan yang paling penting adalah bagaimana kita bisa saling menghargai satu sama lain, sekalipun kita tahu sekarang era milenia, dimana setiap orang selalu sibuk dengan gadget yang ada di genggaman.
Diakhir arahannya, Abdul Hayat menutup dengan ucapan, pepatah “Jangan menunggu untuk bahagia tapi tersenyumlah menyambut kebahagiaan itu”.
Senin, 17 Juni 2019 (Er)