Angka kebutaan cukup tinggi di Sulawesi Selatan. Penyebabnya, akibat katarak dan penyakit diabetes. Ketua Persatuan Dokter Ahli Mata Indonesia (Perdami) Sulsel, dr. Habibah Muhidin mengatakan, angka kebutaan cukup tinggi sehingga pihaknya berusaha untuk menekan angka tersebut. Upaya untuk menurunkan angka kebutaan bukan hanya tanggung jawab dokter mata, tetapi semua pihak. 

"Kita harus bersama-sama menanggulangi kebutaan," kata dr. Habibah, usai bertemu Gubernur Sulsel, Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH.,M.Si.,M.H di Ruang Kerja Gubernur, Selasa (29/3/2016).

Ia mengungkapkan, penyebab utama kebutaan adalah katarak dan penyakit diabetes. Padahal, kebutaan akibat katarak dan diabetes sangat bisa dicegah kalau treatmennya dilakukan lebih awal. Namun, dr. Habibah mengakui terbatasnya fasilitas kesehatan merupakan salah satu kendala.

"Pemerintah agak kesulitan karena fasilitas terbatas. Makanya kami berusaha bersama, untuk meningkatkan fasilitas kesehatan mata. Rencananya, kami akan melakukan pembentukan Forum Penanggulangan Kebutaan Sulsel dan workshop advokasi bekerjasama dengan Pemprov Sulsel, pemerintah kabupaten dan kota, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), serta dinas kesehatan," jelasnya.

Menanggapi hal itu, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, menginstruksikan untuk membuat klinik mata di setiap RSUD di kabupaten/kota. Tentunya, klinik mata tersebut sudah memenuhi standar dan tersertifikasi.

"Jika memang kondisinya sudah mengkuatirkan, buat emergency agenda untuk menangani masalah ini. Untuk penanganan jangka panjang, buat permanen sistem dimana setiap kabupaten dan kota memiliki klinik mata yang tersertifikasi," kata Syahrul.

Selasa, 29 Maret 2016 (Dw/Tn)