Berbagai cara dilakukan Pemerintah Provinsi Sulsel, agar Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Untia bisa ramai aktivitas nelayan. Termasuk membangun cold storage (tempat pembekuan ikan).

Cold storage memang sangat dibutuhkan oleh para nelayan agar hasil tangkapannya bisa tetap awet. Bahkan, untuk membangun tempat tersebut pihak pengelola PPN Untia bekerja sama dengan investor asal negara Rusia. Meski saat ini, masih menggunakan kapal Mina Jaya Niaga untuk menampung hasil tangkapan para nelayan.Kepala UPT PPN Untia, Andi Mannojengi mengatakan pada saat perayaan puncak hari ulang tahun Sulsel, tanggal 12 Oktober nanti  gubernur akan mekakukan peletakan batu pertama pembangunan cold sotarge. "Ini dibangun oleh investor dari Rusia yaitu perusahaan blackspace dan juga peletakan batu pertama pembangunan SPDN, untuk pengisian bahan bakar buat nelayan," katanya.

Dia menjelaskan, di PPN Untia sekarang ini sudah ada aktifitas kapal dengan besar 502 GT yang sandar, kapal tersebut nantinya akan menampung ikan hasil tangkapan nelayan sambil menunggu cold storage di bangun. "KM Mina Niaga 10 ini adalah kapal cold storage terapung yang akan menampung hasil tangkapan dari nelayan," katanya.

Hingga saat ini, di pelabuhan yang diharap bisa menjadi penghubung pelabuhan perikanan di sejumlah daerah tersebut masih sunyi. Sejumlah faktor menjadi penyebab, selain soal tidak tersedianya cold storage juga karena sulitnya nelayan memperoleh air bersih di sana.

Padahal ditarget, pelabuhan ini bisa menampung 300 kapal nelayan dengan produksi ikan yang lebih banyak. Apalagi, Sulsel memang menjadi daerah maritim yang terus menyuplai ikan ke sejumlah daerah di Indonesia saat ini.

Andi Mannojengi melanjutkan, untuk sementara kami masih melayani dengan pihaknya hanya menyediakan mobil tangki PDAM agar bisa memenuhi kebutuhan air bersih para nelayan, meski sudah ada dua perusahaan yag akan berinvestasi buat penyedeiaan air. "Tinggal menunggu hasil seleksi dari Jakarta, perusajaan mana yang akan mengelola, kami berharap perusahaan lokal yang bisa mengelola," katanya.

Selain itu, dia mengatakan pihaknya  masih mengusahaakan kapal di atas 10 GT dari Paotere bisa beraktivitas di Untia, bahkan ia melanjutkan estimasi kapal yang ada per hari bisa 10 kapal dengan produksi 20 ton perhari. "Kemarin sudah ada aktiVitas rutin, tapi kapal yang masuk belum bongkar ikan hanya sebatas mengambil izin berlayar yang kami keluarkan," tukasnya.

Kepala Dinas Kelautan dan Kelautan Provinsi Sulsel, Sulkaf Latief mengatakan, memang pada HUT nanti pencanangan gerakan pengawasan dan penebaran ikan, sekaligus peresmian kapal 512 GT sebagai cold storage terapung milik PT Perinus. "Kalau jadi juga peletakan batu pertama pembangunan cold storage kerjasama Rusia dan Perindo dan pembangunan SPDN untuk penyediaan solar," ujarnya.

Jumat, 6 Oktober 2017 (Srf/Sr)