Era perkembangan teknologi dan digitalisasi yang begitu pesat saat ini akan memudahkan masyarakat mendapatkan informasi yang begitu cepat, diantaranya melalui media sosial (medsos).

Permasalahan yang muncul saat ini diantaranyamasih maraknya informasi dan berita-berita hoax ataupun lainnya yang mengandung unsur radikalisme, terorisme, propokasi, pornografi yang berpotensi merusak kedamaian, persatuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara. 

Pemerintah Provinsi Sulsel melalui Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (Kominfo-SP) Sulsel terus melakukan langkah antisipasi diantaranya membuat gerakan santun dan produktif dalam bermedia sosial. 

Kadis Kominfo-SP Sulsel, Andi Hasdullah saat ditemui di kantornya, Rabu (9/8/2017) berharap melalui gerakan ini masyarakat akan lebih santun dan pintar dalam memilih berita-berita yang ada di media sosial, serta tidak mudah terpengaruh dan menshare ke temannya yang lain. 

Pengenalan ciri-ciri berita hoax, juga harus dilakukan seperti sumber beritanya tidak jelas, kontennya propokatif atau diskriminatif, beritanya sudah diedit sehingga sudah tidak aktual, ungkap Andi Hasdullah. 

"Perlawanan berita hoax harus dilakukan secara bersama-sama melalui gerakan ayo santun dan produktif di media sosial, serta melalui edukasi dilingkungan masyarakat,"ungkapnya.

Sementara itu terkait penutupan medsos telegram oleh pemerintah pusat, Andi Hasdullah menambahkan, telah menindak lanjuti termasuk melakukan pengawasan, karena pemerintah pusat menilai kontennya berbau radikalisme sehingga tidak bisa ditolerir lagi.

Rabu, 9 Agustus 2017 (Srf/Na)