Gubernur Sulawesi Selatan Prof. Nurdin Abdullah (NA) melakukan kunjungan ke Kantor Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulsel,Rabu (26/9). Disana BI memaparkan perkembangan ekonomi dan prospeknya.
NA dan rombongan diterima langsung oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Bambang Kusmiarso, Kepala Grup SPPUR-LA (Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah, Layanan dan Administrasi), Aman Lisong Sembiring serta Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi, Dwityapoetra S. Besar.
Dilaporkan, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal-II tetap kuat. Untuk keseluruhan diperkirakan kisaran 7,0-7,4 persen. Untuk Sulsel pada untuk pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 7,38 persen dan nasional 5,27 persen. Hal lainnya dibahas terkait inflasi, dana desa, perbankan dan sistem pembayaran eltronifikasi.
"Tadi ini membahas secara komprehensif, BI sudah memperlihatkan data, basic kuat yang kita miliki itu adalah pertumbuhan. Tetapi, kita lihat bagaimana kesenjangan," kata Nurdin Abdullah.
Untuk itulah, Provinsi Sulsel kemudian mendorong menghilangkan kesenjangan yang ada. Lanjutnya, banyak potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh Sulsel sangat luas untuk tumbuh.
Terkait efek penguatan dollar terhadap rupiah, NA menyebutkan, "dollar itu bukan karena pelemahan rupiah, dollar menguat terhadap mata uang regional, uang negara-negara luar. Saya kira itu, bukan rupiah yang melemah," paparnya.
Sementara Bambang Kusmiarso, menyampaikan, sangat terhormat atas kedatangan gubernur. Karena pada awalnya pihak BI yang akan beraudiensi ke gubernur berkunjung. Namun, justru NA yang berkunjung.
BI menyampaikan pandangan mereka pada NA, beberapa hal terhadap ekonomi, inflasi atau sistem pembayaran.
"Karena menurut kami penting disampaikan pada gubernur agar tahu bagaimana progresnya, perkembangan yang ada," ucapnya.
Kusmiarso, terkait nilai tukar, bahwa fundamental ekonomi Indonesia sangat terjamin jika dibandingkan dengan kondisi tahun 1997-1998, 2008 dan 2013.
"Pak Gubernur juga sudah sangat paham dengan baik, mengikuti, mengenai langkah-langkah apa yang diambil oleh Bank Indonesia maupun Pemerintah Pusat, dan pihak berkepentingan dalam hal nilai tukar rupiah," ujarnya.
Ia juga meminta masyarakat untuk tidak panik dengan kondisi niai tukar yang ada, karena nilai tukar Indonesia sangat terjaga dan BI selalu mengawasi perkembangan yang ada.
Jika dikaitkan dengan kondisi Sulsel, jika dilihat struktur ekenomiSulsel jelas Kusmiarso, bahwa strukturnya net eksportir.
"Artinya pendapatan dari pada ekspor Sulsel itu lebih besar dariimpornya. Artinya justru malah para eksportir yangada di Sulsel termasuk petani kakao dan rumput laut itu malah diuntungkan untuk dapat memanfaatkan ini untuk ekspornya," Pungkasnya.
Rabu, 26 September 2018 (Srf/Na)