Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah membuka secara resmi Seminar dan Musyawarah Besar (Mubes) V Ikatan Keluarga Masyarakat (IKM) Parepare di Hotel Dalton Makassar, Sabtu (01/02/2020).
Seminar ini mengangkat tema "Mengikat Persaudaraan Menggapai Harapan Parepare Maju". Dalam Mubes ini juga diagendakan Pemilihan Ketua IKM periode selanjutnya.
Gubernur Sulsel, yang juga merupakan putra kelahiran Parepare 56 tahun silam ini mengatakan, peran warga dan masyarakat kota yang berbatasan dengan Kabupaten Barru, Pinrang dan Sidrap ini sangat dibutuhkan.
"Saya berharap dari semua warga Parepare saya minta dukungan dan kami bersama putra terbaik Parepare punya tanggung jawab. Mari kita saling menopang dan saling support. Hanya dengan itu kita bisa bekerja dengan baik untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa ini," katanya.
Sedangkan, Ketua IKM Parepare, Syamsul Alam Mallarangeng mengatakan, selain dihadiri kepala atau pemimpin daerah kelahiran Parepare, juga dihadiri 48 guru besar, dan seniman.
Syamsul menyatakan, ikatan ini adalah sebuah lembaga paguyuban masyarakat yang bersifat kekeluargaan yang tidak hanya dilatar belakangi oleh hubungan kekerabatan belaka, tapi jauh lebih luas yaitu, sebuah proses kulturasi masyarakat karena pernah hidup berdiam/bertempat tinggal di Parepare yang merasakan sebuah nilai pembudayaan yang melekat terpatri dengan Masyarakat Parepare berlangsung turun temurun.
Mereka selalu bangga mengakui dirinya sebagai orang Parepare dan atau bangga disebut sebagai orang Parepare walaupun sesungguhnya sudah bukan lagi penduduk Parepare. Mereka adalah diaspora Parepare karena sudah berdiam diluar teritori Parepare.
"Setiap kita ketemu, Presiden Habibie selalu menyampaikan kebanggaannya tentang Parepare," ujarnya.
IKM Pare menjadi wadah sekaligus ajang tumpah ruahnya kerinduan akan kebersamaan untuk tetap menyambungkan, memelihara, dan mengaktualisasikan bahkan menumbuh kembangkan hubungan kultural kekeluargaan tersebut dengan berbagai moda dan wahana empirik baik dalam bentuk silaturrahmi rutin faktual maupun virtual whats app (WA) yang menjadi tren di masa kini.
Sifat tolong menolong, rasa sepenanggungan menjadi kesadaran yang tumbuh kembali sebagai nilai leluhur.
"Doktrin nilai leluhur Sipakatau (saling menghargai), Sipakalebbi (saling memuliakan) dan Sipakainge (saling mengingatkan) menjadi landasan moral yang wajib diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai ciri dan karakter orang Parepare," jelasnya.
Nilai luhur kearifan lokal yang merupakan lokal genius orang Bugis-Makassar menjadi pranata sosial sekaligus sebagai ldentitas yang sangat relevan dengan perkembangan zaman yang semakin cepat dan tanpa batas.
Identitas orang Bugis Makassar yang terkristalisasi dalam "Panngaderreng" merupakan jiwa dari sebuah amanah yang turun temurun yaitu Siri na Pacce, sebuah rasa malu yang lahir dari dalam sanubari yang paling dalam mendorong untuk bisa berbuat yang terbaik karena ketidakmampuan berbuat baik apakah kepada keluarga atau kepada komunitas masyarakatnya maka tebusannya adalah kematian Siri atau disebut "mate siri" inilah yang selalu dipertahankan oleh orang Bugis Makassar dimanapun mereka berada.
Mereka gemar keluar kampung halaman merantau untuk membuktikan bahwa mereka mampu bersaing dengan dunia luar dimana saja dengan semangat siri ta mi ri onroang rilino. Spirit Siri membuat mereka kerja keras, tahan banting, dan mampu menembus turbolensi cuaca sekeras apapun.
"Bekal mempertahankan motivasi de upakasiri tomatoakku, wijakku, silessurengku nennia sining sikampokku banyak menjadi faktor pemicu keberhasilan orang Bugis Makassar di rantau," ujarnya
Mewujudkan Siri dalam praktek hidup sehari hari memang tidak mudah, apalagi dalam kondisi pengaruh budaya asing yang begitu kuat.
"Disinilah perlunya sosialisasi sistematis dan masif aktifitas pelestarian, pemanfaatan dan pemajuan nilai budaya sebagai khaznah yang sangat luar biasa yang kita miliki," pungkasnya.
Minggu, 2 Februari 2020 (diskominfo)