Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, terus membenahi sektor pendidikan. Wajar memang. Pendidikan adalah hak dasar setiap warga negara.
Dibawah kepemimpinan Gubernur-Wakil Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah dan Andi Sudirman Sulaiman, menekankan pembangunan SDM. Yang dimulai dari pendidikannya sejak dini.
Pendidikan sejak dini-lah, bisa menentukan masa depan generasi penerus. Di sini, ada pendidikan membangun karakter, moral dan etika.
Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Lies F Nurdin, juga sudah berkeliling Sulsel, memastikan kesiapan pendidikan. Intinya, semua warga Sulsel, mesti mendapat kesempatan memperoleh pendidikan yang setara.
Buktinya, Lies memperjuangkan pendidikan bagi warganya yang kurang mampu. Model seperti ini, sudah diterapkan Nurdin Abdullah, sejak menjabat Bupati Bantaeng dua periode.
Karena perhatiannya terhadap pendidikan, sejak PAUD, Lies diganjar penghargaan pin emas, dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat.
Salah satu bentuk inovasi yang sudah dilakukan Bunda PAUD Sulsel, adalah memberangkatkan 28 orang guru PAUD dari kabupaten/kota se-Sulsel ke Jepang, pada Juni 2019 lalu.
Kenapa ke Jepang, sebab di 'Negeri Matahari Terbit' itu, merupakan negara dengan predikat PAUD terbaik di dunia. Memiliki wawasan serta sistem pendidikan yang baik.
Tidak sampai di situ. Soal sarana dan prasarana pendidikan juga. Lies, banyak berkunjung ke sekolah di kampung-kampung. Sekadar ingin mengecek kebersihan sekolah.
Pengelolah sekolah yang ditemui dengan kondisi kurang baik, bakal kena 'semprot'. Minta diperbaiki. Sebegitu perhatiannya pemerintah terhadap pendidikan di Sulsel.
Komitmen perbaikan aspek pendidikan ini, juga sudah banyak dilakukan sejak Irman Yasin Limpo (IYL) menjabat Kepala Dinas Pendidikan Sulsel. Terus dilanjutkan, di masa Asri Sahrun saat ini.
Beberapa program unggulannya, peningkatan partisipasi pendidikan menengah dan khusus, peningkatan kualitas pendidikan vokasional, program pendidikan siswa berkebutuhan khusus.
Ada juga program pendidikan karakter dan sekolah sehat, program bantuan pendidikan bagi siswa miskin, serta program peningkatan kualitas pendidikan menengah.
Bukan saat bersekolah saja. Saat ingin lulus juga. Kesulitan yang dihadapi siswa dan orang tua saat ujian akhir SMA, menurut Nurdin, karena pemerintah belum mampu manyiapkan fasilitas.
Sekarang, kalau mau ujian nasional berbasis komputer, SMA belum mampu menyiapkan komputer. Harus pinjam dari orangtua siswa.
Ke depan, Pemprov Sulsel berencana menyiapkan akses dan fasilitas tersebut. Terutama bagi sekolah di daerah terluar.
"Saat UNBK, ada siswa kita dari pulau-pulau berhari-hari di laut. Pemerintah akan siapkan fasilitas terutama bagi sekolah-sekolah di daerah terpencil dan pulau terluar," kata Nurdin pada 19 Agustus 2019.
(Fathul Khair)