Jumlah populasi sapi di Indonesia yang cenderung terus menurun membuat pemerintah pusat terus melakukan berbagai langkah untuh mengantisipasinya, diantaranya dengan larangan memotong sapi betina produktif.
Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Dr. Ir. Nasrullah pada acara Sosialisasi Pengendalian Sapi Betina Produktif di Hotel Grand Asia Makassar, Senin (05/06/2017) mengatakan, populasi sapi harus terus ditingkatkan mengingat kebutuhan juga meningkat, diantaranya dengan pelarangan memotong sapi betina yang produktif, sehingga bisa tetap berkembang biak.
Kurangnnya stok daging sapi maupun kerbau di Indonesia akan berdampak pada adanya ketergantungan dari negara lain, sehingga ini harus dicegah dengan perlunya pengendalian sapi betina produktif,"ungkap Nasrullah.
"Pemotongan hewan yang tidak teratur harus segera dicegah, mulai dari rumah pemotongan hewan, hingga di rumah-rumah warga, mengingat sapi maupun kerbau betina masih menjadi primadona karena harganya yang lebih murah dari jantan,"tegasnya.
Ia berharap, Melalui sosialiasi ini,di targetkan secara nasional pemotongan hewan betina dapat turun sekitar 20 persen yang tentunya tiap tahun akan terus dimaksimalkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, M. Azis mengatakan, Pemerintah Provinsi Sulsel telah mensosialisasikan larangan pemotongan betina produktif, meski semuanya belum berjalan maksimal.
"Keberhasilan langkah ini hanya bisa diperoleh melalui keterlibatan semua pihak, termasuk kepolisian dalam melakukan pengawasan hingga ke desa-desa, karena sering ada pemotongan hewan hanya di rumah warga," ungkapnya.
Senin, 5 Juni 2017 (Srf/Er)