Pandemi Covid-19 memberi dampak yang sangat yang sangat besar disemua sektor. Tak terkecuali untuk Usaha Kecil Menengah dan Mikro (UMKM).
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mencatat hingga 1 Mei 2020 ada 3.022 UMKM di Sulsel yang terpaksa gulung tikar, dampak adanya pagebluk virus corona atau Covid-19 ke usaha mereka.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Pemprov Sulsel, Malik Faisal mengaku data ini masih bergulir. Sejumlah UMKM melaporkan mereka kesulitan karena terjadi penurunan penjualan, kesulitan permodalan, distribusi yang terhambat ataupun kesulitan bahan baku.
"Hingga saat ini ada 3.022 yang terpaksa berhenti (Berproduksi) karena Covid-19. Semua sektor ada, lebih banyak ke kuliner, konveksi dan perbengkelan," ujarnya, Jumat (1/5).
Malik mengaku UMKM di kondisi begini memang tak bisa berbuat banyak. Mereka harus mengikuti anjuran pemerintah untuk menutup usahanya terlebih dahulu. Pihaknya pun mengusulkan ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian (Bappelitbangda) agar ada stimulus dari Pemprov.
"Saya sudah mengusulkan ke Bappelitbangda agar ada stimulus,tapi sejauh ini belum ada stimulus. Pemprov masih fokus ke penanganan dampak kesehatan. Belum ke (dampak) perekonomian," tambahnya.
Ia mengaku berapapun yang dianggarkan pemerintah saat ini pasti tidak akan cukup untuk menyelesaikan masalah perekonomian secara keseluruhan. Tapi setidaknya ada hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisir UMKM yang mulai ngos-ngosan agar mereka selalu siap untuk menjalankan kembali usahanya.
"Terkait anggaran yang dialokasikan untuk penanganan dampak ekonomi ini juga masih dibahas oleh TAPD dan Banggar. Sesuai refocusing anggaran, ini wilayahnya TAPD. Semoga ada disisihkan untuk UMKM," harapnya.
Ia menambahkan pihaknya saat ini hanya bisa memfasilitasi UMKM dengan beberapa program tanpa menggunakan APBD sama sekali. Seperti menggelar pelatihan on line continuity kepada pelaku UKM yang terdampak agar mereka bisa terus melakukan usaha saat pandemik ini, dan juga pelatihan mempersiapkan UKM yang bisa bangkit pasca pandemik. Ada pendamping KUMKM dari Pemprov yang memfasilitasi.
"Sementara untuk sektor kuliner kami mempertemukan off taker dengan memfasilitasi dagang on line lewat grup-grup di media sosial seperti Whatsapp. Saat ini ada beberapa UMKM yang tergabung dalam bazar ramadan dan keuntungannya cukup bagus," tambahnya.
Malik juga menambahkan sejumlah UMKM di sektor konveksi difasilitasi untuk membuat APD (Hazmat) dengan lembaga/organisasi sosial yang membutuhkan APD. Nantinya, disumbangkan ke Rumah Sakit yang menangani pasien Covid 19.
"Sejumlah RS juga sudah melakukan transaksi. Ini jauh lebih terhormat dari pada mereka menunggu bantuan yang belum pasti mereka dapatkan," jelasnya.
Malik pun mengimbau kepada seluruh kabupaten kota agar melakukan Gerakan Belanja ke Warung Tetangga dan Produk KUMKM oleh masyarakat dan ASN se Sulawesi Selatan. Tujuannya agar aktifitas ekonomi di tengah-tengah masyarakat tetap berjalan dan para pelaku UKM juga tetap bisa mendapatkan penghasilan untuk biaya hidup sehari-hari.
Jumat ( 1 Mei 2020) Srf/Sr