Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (KPTPH) Sulsel, akan mencetak 2.500 hektare sawah baru tahun ini. Dalam lima tahun terakhir, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel mencetak 30 ribu hektare sawah baru.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas KPTPH Sulsel, Fitriani, menjelaskan, tahun ini Sulsel berencana mencetak 2.500 hektare sawah baru. Tahun 2016 lalu, jumlah sawah baru yang dicetak mencapai 9.940 hektare. Jika dihitung selama lima tahun terakhir, luas sawah baru yang dicetak sudah berkisar 30 ribu hektare lebih.

Pemaparan Program Strategis SKPD Lingkup Pemprov Sulsel yang dilaksanakan Biro Humas dan Protokol Setda Sulsel, di Kantor Gubernur, Senin (13/2).

Fitriani mengatakan, tahun ini pihaknya menargetkan produksi 6,2 juta Gabah Kering Giling (GKG) dari 1.100 hektare lahan. Sejauh ini, sudah tercapai 5,8 juta ton GKG atau setara 3,6 juta ton beras.

"Sekarang ini, kita surplus 2,6 juta ton beras. Inilah yang kemudian juga diantarpulaukan. Sulsel saat ini sudah mengantarpulaukan beras ke 22 provinsi di Indonesia," lanjutnya.

Ia memaparkan, pihaknya sudah menyiapkan beberapa program strategis yang akan dilaksanakan tahun ini, untuk mewujudkan Sulsel sebagai pilar utama penyedia pangan nasional berkelanjutan dan berdaya saing. Seperti, program peningkatan diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat. Meliputi, Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) Toko Tani Indonesia dan Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan.

"Kami juga memprogramkan peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan. Meliputi, pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi, pengelolaan produksi tanaman serelia, pasca panen, pengolahan, dan pemasaran hasil tanaman pangan," urainya. 

Program lainnya, terang Fitriani, adalah peningkatan produksi dan nilai tambah hortikultura. Seperti, pengembangan sistem perbenihan hortikultura yang terdiri dari produksi benih bawang merah sebanyak 12 ribu kilogram, dan sertifikasi dan pengawasan peredaran benih hortikultura sebanyak 44 unit. Disamping itu, ada peningkatan produksi sayuran dan tanaman obat, peningkatan produksi buah dan florikultura, dan pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura. 

"Tahun ini, penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian serta peningkatan dan pelatihan pertanian, juga menjadi program prioritas kami," imbuhnya.

Senin 13 Februari 2017  (Srf/Rs)