Dinas Pendidikan (Disdik) Sulsel menggandeng Telkomsel dalam membuat aplikasi pendidikan. Rencananya, aplikasi tersebut akan diluncurkan pada 26 November mendatang, bertepatan dengan peringatan Hari Guru Nasional.

Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Irman Yasin Limpo, mengatakan, aplikasi itu untuk lebih mendekatkan hubungan yang lebih intens antara empat pihak, orangtua, guru, siswa, dan regulator. Hanya dalam satu aplikasi, ada sembilan kegiatan bisa kita lakukan. 

"Seperti telekonferens atau video konferens itu kan koordinasi, kalau dana BOS itu akuntabilitas, kalau siswa proses belajar mengajar atau e learning, kalau guru berarti peningkatan kompetensi. Dan kuis serta polling untuk meningkatkan motivasi guru," ungkap Irman, Kamis (17/11/2016).

Dalam satu aplikasi itu, kata Irman, semua informasi disebar kepada orangtua. Aplikasi bisa diunduh oleh orangtua, siswa, dan juga tidak ada keterlambatan lagi dalam memberi pengetahuan kepada siswa. 

"Guru juga tidak boleh terlambat mendapatkan pengetahuan tentang apa yang harus dia transfer. Makanya, kita dengan cepat sebarkan. Di Dinas Pendidikan nanti, ada satu tim khusus yang menangani IT itu," ujarnya. 

Ia menyampaikan, seluruh siswa diwajibkan memasang aplikasi itu, dan aplikasi hanya dibatasi pada urusan-urusan pendidikan. "Kalau dia mau dapat modul hari ini, 15 menit pertama mengajar guru, kita tuntun. Dari guru-guru terbaik di Sulsel kita himpun, 15 menit pertama dituntun. 16 menit kemudian, inovasi guru berdasarkan pengetahuan yang didapatkan. Tapi, 15 menit pertama harus terstandar. Silabus apa yang dia sampaikan," terangnya.

Irman berharap, aplikasi tersebut bisa dilaunching pada 26 November mendatang, bertepatan dengan peringatan Hari Guru Nasional.

Terkait kerjasama dengan Telkomsel, jelas Irman, semua sekolah khususnya SMA teraliri fiber optik, bukan lagi 3G tapi 4G. Absen guru sudah dibuat zona sekolah, khusus 200 meter dari sekolah. Sehingga, ketika guru keluar dari zona itu, akan ternotifikasi ke Dinas Pendidikan. 

"Kami akan langsung telpon. Dan itu, kalau tidak punya penjelasan, dia akan terpotong di sertifikasinya," tegasnya.

Khusus aplikasi pendidikan tersebut, Telkomsel yang membangun aplikasinya, sedangkan Dinas Pendidikan menyiapkan modulnya. Anggaran awal pembuatan aplikasi tersebut sebesar Rp 150 juta, yang bersumber dari APBD. 

"Dinas Pendidikan yang siapkan modulnya, sedangkan alat, jaringan, dan konstruksi disiapkan Telkomsel," imbuhnya.

Kamis, 17 November 2016 (Dw/Er)