Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan mengambil langkah cepat terhadap dampak bencana alam gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah yang berhubungan dengan bidang pendidikan.
Disdik Sulsel mengambil beberapa kebijakan yang sifatnya instruksi kepada satuan pendidikan (sekolah-sekolah) yang berada di bawah naungan Disdik Sulsel, yakni jenjang SMA, SMK dan SLB Negeri.
Instruksi yang dituangkan dalam bentuk surat edaran tersebut berisi enam poin. Kadisdik Sulsel, Irman Yasin Limpo menandatangani surat Nomor 0045/6517-bidang SMA.1/Disdik tersebut pada Kamis (4/10/8).
Poin surat edaran yang ditujukan kepada Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan se-Sulsel tersebut diarahkan untuk mengatasi persoalan siswa yang tidak dapat melanjutkan pelajaran sebagai dampak gempa dan tsunami.
KCD diminta menerima peserta didik yang terkena bencana alam, khususnya yang berasal dari Kota Palu, Donggala, dan Sigi. Status penerimaan mereka adalah siswa titipan untuk sementara waktu.
Bagi siswa yang ingin menjadi siswa tetap di Makassar, agar dapat dilihat dari aspek kebutuhan rasio proses belajar mengajar di sekolah.
“Dan bagi siswa titipan sementara agar tidak dimintai kelengkapan administrasi dan seragam sekolah,” jelas None, sapaan akrab Irman.
Kemudian untuk kelengkapan buku bacaan, dapat dipinjamkan dari perpustakaan atau sumber lain yang tidak melanggar ketentuan yang berlaku.
None juga menginstruksikan guru Bimbingam Konseling (BK) untuk melakukan pembinaan kesiswaan bagi siswa yang terkena dampak bencana atau trauma healing jika diperlukan.
Pihak sekolah juga diminta melakukan pengecekan dapodik terhadap siswa bersangkutan untuk memastikan bahwa siswa-siswi yang berasal dari Palu, Donggala dan Sigi sambil menunggu validasi dapodik siswa Sulteng.
“Jadi, jangan ada yang coba-coba memanfaatkan situasi ini untuk ambil keuntungan. Makanya kita akan cek baik-baik dapodik siswa melalui sistem,” tegas mantan Kadis Perindag Sulsel tersebut.
Siswa korban gempa dan sunami sulawesi tengah,tinggal lansung menghadap kesekolah yang ingin dimasuki,dan lebih idealnya yang dekat dengan lokasi pengunsiannya,Tegasnya.
Sebelumnya Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah mengaku, anak-anak korban gempa dan tsunami Donggala dan Palu, harus mendapatkan kemudahan untuk pindah sekolah ke Provinsi Sulsel, khususnya untuk tingkat SMA sederajat.
"Kalau mau pindah ke Provinsi Sulsel, kita akan berikan kemudahan termasuk tidak ada biaya sedikitpun agar mereka tidak putus sekolah,"Kata Nurdin.
"Anak-Anak korban gempa dan tsunami yang ingin pindah dan melanjutkan pendidikan,khususnya untuk tingkat SMA sederajat, tinggal membawa kartu pengenal dan keterangan sudah kelas berapa, untuk memudahkan," lanjutnya.
"Pemerintah Provinsi Sulsel, siap mengakomodir dan masuk ke sekolah SMA manapun di Sulsel, termasuk mencari tempat lainnya, apabila sekolah yang dipilih sudah full.
"Kehadiran Pemprov Sulsel dalam membantu para korban gempa dan tsunami di Donggala dan Palu, sudah menjadi tanggung jawab bersama," tutupnya.
Jumat, 5 Oktober 2018 (Srf/Na)