Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) siap bersinergi dengan Yayasan Sayangi Tunas Cilik dalam melakukan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, khususnya bagi mereka yang kurang mampu yang berada di kawasan tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) Tamangapa.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sulsel, Abdul Malik Faisal saat audience bersama Pengurus Yayasan Sayangi Tunas Cilik, Kamis (22/2/2018) mengaku, persoalan pengentasan kemiskinan dan peningkatan taraf hidup dan kualitas masyarakat tentu menjadi tanggung jawab bersama, sebagai warga negara Indonesia.

“Pasti kita punya tanggung jawab bersama dalam mengatasi persoalan pengentasan kemiskinan dan peningkatan taraf hidup dan kualitas masyarakat, karena mereka adalah bagian dari kita bangsa Indonesia,”ungkap Abdul Malik.

“Masyarakat, khususnya anak-anak di TPAS Tamangapa, tentu sebagaian besar bekerja sebagai pemulung dan putus sekolah sehingga perlu sentuhan langsung agar mampu meningkatkan kualitasnya, “lanjutnya.

Para pemulung di sekitar TPAS Tamanga tentu merupakan sebuah lapangan kerja, tinggal kita harus mendorong agar mereka lebih berkualitas, misalnya mereka mampu membuat tempat pengolah sampah, yang tentunya pemikirannya lebih diatas.

Masyarakat di sekitar TPAS Tamangapa, yang merupakan warga miskin harus mendapatkan permodalan, yang tentu bunganya harus nol persen sehingga mereka tidak terjerat untuk meminjam di rentenir yang hanya akan semakin membebaninya.

“Dinas Koperasi dan UKM sendiri, telah membuat program YESS (Young Entepreneur School Sulawesi Selatan) dengan menciptakan generasi muda yang handal dan berkualitas yang mampu membuka usaha dan lapangan kerja, sehingga mereka tidak harus berpikir untuk menjadi PNS,"lanjutnya.

Abdul Malik Faisal juga mengaku, akan segera melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kota Makassar khususnya Dinas Koperasi dan UMKM Makassar, karena berada di wilayahnya sehingga penanganannya lebih maksimal.

Sementara itu Manager Yayasan Sayangi Tunas Cilik, Ihwana Mustafa, menambahkan, tujuan secara umum yang ingin dicapai adalah bagaimana anak-anak yang bekerja di sektor informal pengelolaan sampah, dapat keluar dari keluar pekerjaan berbahaya itu, minimal mempunyai pemikiran yang lebih tinggi.

“Anak-anak para pemulung apalagi yang sampai putus sekolah, padahal mereka mendapatkan penghasilan dari pekerjaanya, harus bisa keluar, minimal mempunyai pemikiran yang lebih tinggi,”ungkap Ihwana Mustafa.

“Program YESS sendiri yang dijalankan oleh Dinas Koperasi dan UKM Sulsel, tentu sangat baik dan diharapkan bisa bersinergi dengan yang akan dilakukan yaitu pelatihan dan pendampingan keterampilan,”lanjutnya.

“Targetnya, mereka yang putus sekolah, mempunyai kecakapan dan leader cheaf, sehingga mampu bekerja dengan baik bahkan melahirkan ide-ide baru,“pungkasnya.

Jumat, 23 Februari 2018 (Srf/Er)