Makassar, sulselprov.go.id - Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI) XII Sulawesi Selatan dengan tema "Santri Hebat: Hebat Prestasi, Hebat Mengaji dan Berakhlakul Karimah" akan digelar di Kabupaten Bantaeng pada tanggal 5-8 Juli 2024. Subtemanya adalah "Santri Mewujudkan Indonesia Emas Tahun 2045".

Kegiatan ini merupakan ajang pencarian bakat dan prestasi santri yang dibina melalui Taman Kanak-kanak Al-Qur'an (TKA), Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA), dan Ta'limul Qur'an Lil Aulad (TQA). Berbagai jenis lomba akan diadakan, mulai dari tingkat kecamatan hingga nasional.

Diikuti oleh 24 kabupaten/kita dengan 1.200 peserta. Jenis lomba yang dipertandingkan antara lain, Tartil Al-Qur'an, Tilawah Al-Qur'an, Adzan dan Iqomah, Tahfidz, Nasyid Islami, Ikrar Puitisasi Terjemahan Al-Qur'an, Cerdas Cermat Al-Qur'an, Kisah Islami, Menggambar, Kaligrafi dan Ceramah Agama.

Festival ini diharapkan mampu mewujudkan pembentukan karakter pribadi muslim yang kokoh berakhlaqul karimah sebagai generasi harapan agama, bangsa, dan negara.

Ketua Umum DPW BKPRMI Sulsel, Hasid Hasan Palogoi, melakukan audiensi kepada Penjabat Gubernur Sulsel terkait persiapan pelaksanaan acara di Rumah Jabatan Gubernur pada hari Jumat, 24 Mei 2024.

"Kami datang meminta arahan dari Bapak Penjabat Gubernur, kedua memohon kesempatan perkenan waktu untuk hadir membuka festival ini," sebut Hasid Hasan.

Penjabat Gubernur menyatakan dukungannya terhadap acara ini dan ingin menjadikannya sebagai ajang untuk menunjukkan kreativitas anak. Dia juga menekankan agar anak-anak yang mengikuti lomba merasa senang dan termotivasi, serta tidak ada yang merasa kecewa.

"Jangan membuat anak menjadi stres dan tegang. Tetapi bisa membuat menjadi bahagia, bagaimana silaturahimnya. Kemudian mendidik anak berakhlakul Karimah, berbudi pekerti luhur," katanya.

Prof. Zudan, Penjabat Gubernur Sulsel, juga menekankan pentingnya pembinaan berkelanjutan bagi para peserta. Dia berharap mereka dapat dibina dan dipantau sehingga dapat berprestasi di usia dewasa.

"Ini adalah pembinaan atau pencarian bakat. Mereka dibina dan dipantau agar dapat menjadi kader Sulawesi Selatan di bidangnya masing-masing. Sejak kecil mereka dilatih dan orang tuanya memberikan dukungan," ujar Prof. Zudan.

"Sehingga motivasi anak-anak bukan hanya untuk lomba, tetapi mereka ingin berhasil," imbuhnya. (*)