Makassar, sulselprov.go.id - stKesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Latimojong Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan (Dishut Prov. Sulsel) bersama Sulawesi Community Foundation (SCF) menggelar Lokalatih Tim Program dan Calon Local Champion di Hotel Maxone Makassar, Rabu (8/6/2022). 

Acara yang dihadiri oleh perwakilan kelompok tani kopi Latimojong tersebut dirangkaikan dengan penandatanganan kesepahaman bersama (MoU) antara KPH Latimojong Dishut Prov. Sulsel.

Tujuan dari kesepahaman bersama tersebut adalah untuk saling mendukung dan bersinergi dalam mewujudkan pelaksanaan program-program strategis kedua pihak. Salah satunya terkait pengembangan komoditas kopi Latimojong secara berkelanjutan di wilayah Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) KPH Latimojong. Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan dalam pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan.

Dalam sambutannya mewakili Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Andi Parenrengi, Kepala Bidang Penyuluhan dan Perhutanan Sosial (PPS) Dinas Kehutanan Prov. Sulsel Andi Rosida memberi apresiasi atas terlaksananya penandatanganan tersebut.

"Kerja sama antara KPH Latimojong dan SCF diharapkan dapat mendorong antusiasme masyarakat dalam melakukan budidaya tanaman kopi dengan pola agroforestry di areal perizinan perhutanan sosial. Dinas Kehutanan akan terus mendorong upaya-upaya strategis yang dilaksanakan kedua belah pihak dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan", kata Andi Rosida.

Sementara itu, Kepala KPH Latimojong Hasrul berharap melalui program lokalatih tersebut, indikator keberhasilan dari Program Perhutanan Sosial, antara lain Indikator Kelembagaan, Indikator Ekologi dan Indikator Ekonomi dapat terwujud, minimal pada desa-desa sasaran.

"Diharapkan lembaga pemegang Persetujuan PS dapat optimal perannya dan KUPS dapat berjalan usahanya dengan baik, terutama KUPS yang mengelola komoditas kopi. Kemudian diharapkan melalui pengembangan tanaman kopi di bawah tegakan hutan dapat meningkatkan tutupan lahan hutan yang dikelola pemegang ijin, sehingga nilai ekologisnya meningkat. Selanjutnya, dengan nilai ekonomi dari komoditas kopi yang bersaing dipasaran diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan manajemen produksi dan pemasarannya dapat lebih baik seiring dengan optimalnya kedua indicator sebelumnya" harap Hasrul.

Di tempat yang sama, Ketua SCF Arham menyatakan, sudah sejak lama SCF bercita-cita untuk membuat program pengembangan kopi Latimojong.

"Tahun 2019 kita sudah ke desa di sekitar Latimojong untuk melihat kondisi. Namun tahun ini baru bisa terlaksana programnya. Semoga kedepan kita semua bisa berkolaborasi untuk niat baik ini", ujar Arham. (*)