Generasi milenial atau yang lahir diantara tahun 1980 hingga 2000, harus memiliki semangat petarung. Khususnya dalam menentukan masa depan bangsa, serta mengawal sistem demokrasi agar berjalan dengan baik.

Hal tersebut menjadi topik pembahasan dalam Roadshow Seminar Motivasi Spirit of Indonesia, yang digelar di Baruga AP Pettarani Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), Sabtu (10/3/2018). Tampil sebagai pembicara, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, dan Ketua KPK 2011-2015, Abraham Samad.

Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, memberikan pidato pembangkit semangat dengan cerita latar belakangnya sebagai anak desa hingga menjadi Ketua MPR. Iapun memberikan pesan, agar pemuda peduli pada lingkungan sekitar.

Sementara, Gubernur Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, Indonesia adalah negara kaya, termasuk di dalamnya Provinsi Sulsel. Untuk itu, kekayaan dalam berbagai aspek harus dijaga dengan baik oleh generasi muda. Dibutuhkan generasi dari Sulsel dengan semangat petarung, penuh spirit dan integritas.

"Termasuk apa yang sudah dilakukan oleh Abraham Samad. Anak Bugis-Makassar selalu tau menjaga amanah," kata Syahrul.

Menurutnya, Generasi Indonesia harus mampu mengelola kekayaan alam dan budaya yang ada, termasuk peningkatan sumber daya manusia. Apalagi, Sulsel diwariskan dengan kebudayaan yang kaya seperti kitab I La Galigo dan Kapal Pinisi.

"Generasi muda harus mampu menjawab tantangan yang ada. Frame akademik tidak boleh ketinggalan. Selamat, besok Indonesia membutuhkan anda," ucap Syahrul.

Selanjutnya, Tubagus Dedi Suwendi Gumelar yang lebih akrab Miing Bagito. Ia menyebut Sulsel memiliki segudang tokoh hebat. Syahrul misalnya, sebagai gubernur terbaik Indonesia, yang lahir dari karakter dan watak yang baik, yang telah dibentuk dari awal. Ia juga menyebutkan Abraham Samad sebagai orang yang hebat.  Sementara, Syarkawi sesuai peranannya mengontrol persaingan usaha.

Miing, lebih membahas terkait hubungan budaya untuk meningkatkan kualitas pemuda.  Termasuk didalamnya di dunia maya, bagaimana cara bersikap dan etika.

"Untuk tidak menyebarkan berita atau info hoax," sebut pelawak yang menjadi anggota Group Bagito.

Baginya, musuh utama bagi generasi muda adalah perilaku korup. Bukan hanya dalam bentuk materi berupa mencuri uang negara. Tetapi, termasuk mengambil hak orang.

"Bukan hanya mengambil uang rakyat, karena tidak semua orang punya akses. Tetapi hak orang lain, misalnya saat berlalu lintas," ujarnya.

Kedua adalah terorisme, dan ketiga adalah narkoba. Sehingga, generasi muda harus dibekali dengan pondasi dan akar yang kuat.

Syarkawi Rauf menekankan, generasi zaman milineal atau generasi now juga harus dibangun dengan pemahaman demokrasi yang tidak berorientasi pada materi. Serta demokrasi ekonomi harus lebih adil dan pemuda mengambil peran.

"Sektor-sektor strategis harus tumbuh, dan tidak dikuasai oleh segelintir orang, generasi muda harus mengambil peran," tuturnya.

Selain itu, yang diperlukan oleh generasi zaman now adalah memiliki modal pembangunan karakter building dan keahlian (skill). "Situasi saat ini berbeda dengan zaman saya. Semua saat ini adalah era baru, masuk revolusi industri baru ke empat, cirinya salah satunya berinteraksi melalui instagram dan sebagainya dengan wilayah lain diseluruh dunia," jelasnya.

Untuk berhasil dalam berbagai aspek perlu restu orang tua. "Peran orang tua, terutama restu ibu, jangan pernah membantah," pungkasnya dengan emosional yang disambut tepuk tangan.

Terakhir, Abraham memberikan materi dengan tema "Menolak Diam untuk Korupsi". Ia menyebutkan, apapun pilihan profesi harus dijalani dengan penuh integritas.

"Contoh Muhammad Hatta, wakil presiden, pernah sepatunya robek,  dia menabung gajinya. Pertanyaan saya, oknum bupati dan gubernur sekarang misalnya, sepatu robek, sudah dibawakan oleh orang ternama dengan sepatu ternama," jelas.

Beberapa contoh teladan tokoh nasional dan internasional seperti Ahmadi Nejad dari Iran. Serta tokoh lainnya yang justru melakukan korupsi dan menyengsarakan rakyat, seperti Presiden Zimbabwe Robert Gabriel Mugabe.

Ia menegaskan, pemberantasan korupsi harus dilakukan dengan gerakan sosial dan gerakan semesta pemberantasan korupsi. Caranya tidak permisif. Misalnya mengurus urusan di kantor lurah, tidak mau antri dan mau bayar lebih.

"Korupsi melahirkan kemiskinan, utang luar negeri dan ketimpangan kesejahteraan. Jadi, ketika menjadi pemimpin jadilah pemimpin berintegritas, sehingga dihargai oleh rakyat anda," pesannya.

Sabtu, 10 Maret 2018 (Ytm/Er)