Pemerintah Provinsi Sulsel dibawah kepemimpinan Gubernur, Prof Dr. HM Nurdin Abdullah, M.Agr dan Wakil Gubernur, Andi Sudirman Sulaiman memberi perhatian yang cukup serius terhadap pembangunan infrastruktur.
Diawal-awal pemerintahan keduanya yang terkenal dengan tagline Prof Andalan, infrastruktutr, khususnya yang berkaitan dengan jalan, digenjot pembangunannya. Akses jalan ke sejumlah daerah terisolir dibuka.
Salah satu yang cukup fenomenal adalah pembangunan jalan menuju Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara yang tak tersentuh pembangunannya selama 74 tahun.
Tahun 2020 mendatang, Pemprov Sulsel masih akan fokus pada pembangunan infrastruktur. Anggaran yang digelontorkan untuk itu terbilang besar yakni sekitar 500 miliar. Anggaran tersebut masih tetap difokuskan pada pembangunan jalan untuk membuka akses ke daerah-daerah yang terisolasi.
Selain itu, proyek rehabilitasi jalan juga tetap akan berlangsung.
Khusus jalan menuju Seko, Luwu Utara, bersama Balai Besar Jalan Nasional (BBJN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akhirnya jalan tersebut diaspal. Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel, melakukan pengerasan dan pembukaan jalan pada ruas jalan tersebut.
Begitu juga dengan pembangunan jalan di beberapa desa di Kecamatan Ponre Kabupaten Bone yang selama ini masuk dalam kategori daerah terisolir. Pembangunan jalan ini telah memasuki tahap pengaspalan. Anggarannya melalui bantuan keuangan Pemprov Sulsel ke pemerintah daerah Bone sebesar 35 miliar untuk 27 kilometer. Akses yang saat ini dikerjakan itu membelah Bone dari tengah ke barat.
Pembangunan akses jalan tersebut mampu memperpendek 80 hingga 100 kilometer jarak dari wilayah barat ke Kabupaten Bone.
Selain jalan, Pemprov Sulsel juga cukup memperhatikan sarana dan prasarana yang ada. Seperti GOR Sudiang dan Stadion Mattoanging.
Pemprov Sulsel tahun depan menyiapkan anggaran sekitar Rp200 miliar untuk menata GOR Sudiang menjadi sport centre.
Selain akan dijadikan kawasan olahraga terpusat, GOR Sudiang juga akan menjadi pilot project pengembangan melon, rambutan dan pertanian lainnya.
Stadion Mattoanging juga mendapat kucuran dana tahun depan sekitar Rp200 miliar lebih.
Bergeser 231 kilometer ke Kabupaten Tana Toraja, sebuah bandar udara mulai dibangun untuk mendukung pariwisata di Sulawesi Selatan. Pada Desember 2019, pesawat ATR72 dipastikan dapat mendarat di Bandara Buntu Kunik Tana Toraja.
Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan juga dilaksanakan di daerah lain. Antara lain perpanjangan landasan Bandar Udara Lagiligo Bua, Luwu, pembangunan jalur Pangkep-Bone melalui Tonasa-Parigi, akses jalan dua jalur dengan empat lajur Bua menuju Rantepao, jalan pintas dari Larompong menuju Kabupaten Luwu, serta jalan di Desa Munte menuju Kapita Kabupaten Luwu Utara.
Konektivitas adalah kata kunci yang terlihat dari masifnya pembangunan infrastruktur di Sulawesi Selatan. Pembukaan akses jalan adalah upaya membangkitkan sektor Pariwisata Sulsel serta membuka jalur ekonomi masyarakat di daerah yang masih terisolir.
Dalam satu tahun, upaya menunjang sektor pariwisata telah terlihat dengan dilakukan dengan pembangunan kawasan pedestrian di kawasan Pantai Bira, Bara, dan Mandala Ria.
Selain itu, beberapa proyek strategis nasional saat ini dipacu pembangunannya. Seperti proyek kereta api dan Makassar New Port. Karena bersifat multiyears, kelanjutannya dijamin.
Proyek kereta api misalnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat melakukan kunjungan kerja ke Makassar belum lama ini mengatakan pihaknya akan mengucurkan anggaran Rp1 hingga Rp2 triliun untuk melanjutkan proyek kereta api tersebut.
Targetnya, pertengahan tahun depan, kereta api dengan rute atau track Tonasa ke Pelabuhan Garongkong di Kabupaten Barru sepanjang 60 km sudah bisa difungsikan.
Setelah rampung rute Tonasa-Pelabuhan, pekerjaan akan dilanjutkan ke arah Parepare yang diharapkan bisa rampung pada 2021 mendatang.
Sementara untuk Proyek Strategis Nasional (PSN), Makassar New Port (MNP) Tahap I Paket A senilai Rp 2,51 triliun telah bisa digunakan.
Setelah tahap 1 A, pembangunan akan dilanjutkan untuk paket I B yang menghabiskan anggaran total sebesar Rp 1,66 triliun (2018 – 2020). Paket I C dengan besaran biaya Rp 2,69 triliun (2020 – 2022) dan Paket I D dengan total investasi sebesar Rp 6,14 triliun yang dibangun sejak 2015 hingga 2022 mendatang. (Rahmah)