Masalah kerusakan hutan akhir-akhir ini bukan saja disebabkan oleh gangguan manusia seperti penebangan liar, pencurian kayu, perambahan dan sebagainya. Namun, juga disebabkan gangguan alam seperti kebakaran hutan dan hama penyakit.
Dalam mengoptimalkan pengamanan dan pengelolaan hutan sangat diperlukan aparat pengamanan yang profesional dan dilengkapi dengan pemahaman peraturan serta standard prosedur sebagai landasan dalam bekerja.
Untuk itu Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) VI menggelar Pelatihan Polisi Kehutanan Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan 2018 di Mako Lantamal VI, Jumat (28/3/2018).
Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo hadir memberikan motivasi dan ceramah umum.
Syahrul menyampaikan bahwa mereka adalah pilihan Tuhan melalui negara yang mengemban tugas mulia.
"Karena kamu adalah pilihan Tuhan melalui negara untuk bertanggung jawab menghadirkan besok bangsa ini yang harus bisa lebih baik dan terjaga dari kemarin apa yang ada," kata Syahrul.
Untuk suksesnya tugas, seorang Polhut bekerja secara profesional dengan berkoordinasi bersama aparat lainnya, seperti TNI, Kepolisian, termasuk dengan masyarakat.
Masalah kehutanan adalah urusan yang penting, karena terkait dengan kehidupan hajat hidup orang banyak.
"Kau jaga hutan, kau jaga harga diri negara, sekaligus kau juga menghidupkan orang-orang Indonesia di wilayah kerjamu. Kalau hutan habis, habislah air dan datanglah becana alam dan kau adalah orang yang diinginkan menjaganya, hanya penghianat yang mengancurkan tugasnya," sebut Syahrul.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan, Muhammad Tamzil, mengatakan, 99 peserta yang ikut merupakan Polhut dari Dinas Kehutanan. Mereka merupakan bagian dari 1100 orang pegawai yang setelah pengalihan kewenangan bidang Hutan (KPH) yang ada di Sulsel.
Latihan penyegaran Polhut ini, untuk meningkatkan mental dan kepribadian personil Polisi Kehutanan (Polhut), agar semakin profesional.
Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan keterampilan Polhut agar mampu meningkatkan karakter individu dalam hubungan kelompok, peka terhadap lingkungan kerja serta masyarakat dan cinta tanah air.
Adapun materi yang diberikan, berupa Navigasi Darat dan Survival Darat, Pengantar senjata ringan, bela diri, bela Negara, materi team work, dayung perahu karet serta kepemimpinan lapangan.
Diakhir acara Tamzil memberikan cinderamata berupa parang dari Polhut Luwu kepada Gubernur sebagai simbol ketajaman.
"Parang ini sebagai simbol peralatan yang sering dipakai rimbawan, parang adalah simbol ketajaman dan ini ada dalam diri Pak Syahrul, ketajaman pikiran dibuktikan dengan bukti berbagai prestasi. Pak Syahrul juga memiliki ketajaman akal budi dan ketajaman hati," pungkasnya.
Sabtu, 31 Maret 2018 (Ytm/Er)