Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo menghadiri ritual Mattompa Arajang atau ritual pencucian benda-benda pusaka Kerajaan Bone, Selasa (3/4/2018). Syahrul dipasangkan selempang emas benda pusaka Bone sepanjang ritual tersebut.

Selain Syahrul, juga dihadiri oleh para raja, tokoh adat dan tokoh budaya dari berbagai wilayah di nusantara dan mancanegara.

"Ada puluhan raja, tokoh adat, dan tokoh budaya dari dalam dan luar negeri yang mengikutiritual ini," kata Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Bone, Andi Bakti Haruni, di sela pelaksanaan Mattompa Arajang.

Para raja yang hadir, diantaranya Raja Minangkabau, Yang Mulia (YM) Hari Ichlas Majo Lelo Sati, Raja Palu, YM Arena JR Parampasi, Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon, YM Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat, Raja Puri Agung Singaraja Buleleng Bali, YM A Agung Ngurah Ugrasena, dan Putra Mahkota Raja Laiwoi Kendari, YM Anakia Endri Tekaka.

Sementara dari mancanegara, diantaranya, turut hadir YM Pangiran Syah dari Brunai Darrussalam,  YM Tengku Sahwal Tengkus Azis dan YM Raha Sabri Palakka dari Singapura,  Tokoh Budaya Kerajaan Inggris, YM H.E. Rex Sumner, dan Tokoh Pemuda Adat Mali Afrika Barat, H.E. Nouhoum Fofana, dan H.E. Luciana.

Ritual pencucian benda-benda pusaka ini dipimpin oleh tokoh adat Kerajaan Bone, dan para Bissu. Bissu merupakan pendeta suci agama zaman dulu yang dianggap suci, dan menjadi perantara antara manusia dengan dewata. Pencucian benda pusaka ini diiringi musik dan tarian para Bissu. 

Beberapa benda pusaka yang dibersihkan pada ritual ini adalah pusaka selempang emas, keris, parang, dan tombak pusaka Kerajaan Bone.

Menurut Andi Bakti, prosesi ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi ke-688 Kabupaten Bone.

"Kegiatan ini tidak dimaksudkan untuk mengkultuskan, tetapi bentuk penghargaan terhadap leluhur atas kebesaran dan kebijaksanaan yang diwariskan," jelasnya.

Selasa, 3 April 2018 (Ytm/Na)