Pembantaian sadis yang dilakukan Belanda dibawah komando Wasterling, menyisakan luka bagi masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel). Tidak kurang dari 40 ribu jiwa menjadi korban dalam peristiwa ini.

Tidak terasa, sudah 71 tahun berlalu sejak pembantaian itu terjadi. Upacara peringatan Hari Korban 40 Ribu Jiwa yang dipimpin Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, di Monumen Perjuangan Korban 40.000 jiwa, Kalukuang, Makassar, Senin (11/12/17), berlangsung khidmat.

Upacara diawali dengan pembacaan sejarah singkat terkait peristiwa ini. Upacara ini merupakan peringatan yang ke-71 perjuangan rakyat Sulawesi Selatan menghadapi kezaliman Belanda yang dipimpin oleh Wasterling. Pada tahun 1946-1947 silam, Wasterling dan tentaranya secara membabi buta membunuh penduduk dan membakar rumah-rumah mereka sebagai teror agar rakyat tidak membantu para pejuang melawan penjajah.

Syahrul menyampaikan, upacara ini merupakan momentum untuk menghargai para pejuang dan meneruskan semangat para pejuang kepada generasi penerus. "Hari ini kita berkumpul, kita mengingat para pejuang yang telah gugur karena mengabdikan jiwa raganya untuk Indonesia, perjuangan mereka mempertahankan Sulsel dan Indonesia," ujarnya.

Untuk itu, dewasa ini yang perlu dilakukan adalah bagaimana semangat para pejuang pendahulu tetap dapat diteruskan dan lestari di generasi saat ini. Salah satu yang menjadi pejuang nasional yang patut dijadikan tauladan, yaitu Letnan Jenderal TNI Andi Abdullah Bau Massepe.

"Apakah perjuangan para pahlawan diteruskan atau akan sia-sia," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Syahrul bersama Wagub Sulsel, Agus Arifin Nu'mang, Wali Kota Makassar, Danny Pomanto dan Wakil Wali Kota Makassar, Syamsul Rizal, menyerahkan sejumlah bingkisan kepada beberapa anggota veteran dan keluarganya secara simbolis. Diantaranya Syamsudding Daeng Ngalle, Hasma Daeng Bau dan Nurasiah Daeng Jimme.

Senin, 11 Desember 2017 (Srf/Rs)