Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Dewan Ketahanan Pangan Tingkat Sulawesi Selatan yang dilaksanakan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulsel di Hotel Singgasana Makassar, Rabu (15/11/2017).

Rakor ini mengangkat tema "Sinergi Program Pembangunan Ketahanan Pangan Mendukung Kedaulatan dan Kemandirian Pangan".

Rakor ini membahas arah kebijakan pembangunan ketahanan pangan tahun 2018 dan diskusi cerita sukses pembangunan ketahanan pangan Kabupaten Enrekang. Juga ada diskusi panel mewujudkan kedaulatan dan kemandirian pangan melalui penguatan kelembagaan pangan serta pemenuhan dan perbaikan gizi masyarakat.

Gubernur Sulsel mengatakan sampai sekarang tidak ada persawahan yang terdata secara teknis tidak tertanami secara optimal. Di Sulsel salah satu strategi yang paling dasar dari pertanian yaitu memanfaatkan lahan produktif terutama yang telah beririgasi teknis.

"Sampai sejauh ini kita yakin lahan tersebut telah memberikan kontribusi, pertanian kita paling kondusif secara nasional," bebernya.

Syahrul menyebutkan, untuk kebijakan pangan, Sulsel selalu memikirkan kepentingan nasional, tetapi tetap memperhatikan kebutuhan lokal masyarakat Sulsel.

"Kalau ada bencana di Indonesia yang paling pertama bereaksi itu Sulawesi Selatan," ungkap Syahrul.

Persoalan lahan yang dipaparkan gubernur dua periode ini terkait pekerja di sektor pertanian. Menurutnya, Sulsel tidak kekurangan petani, namun tetap berupaya menciptakan minat orang untuk berprofesi sebagai petani.

"Dipikiran saya, cuma harus dimekanisasi, berpikir bagaimana itu petani tidak kotor kakinya tetapi tetap bertanam," pungkasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulsel, Fitriani melaporkan kinerja pertanian Sulsel.

Fitriani menyebutkan pada tahun 2016 produksi padi 5,7 juta ton dengan ekuivalen dengan beras 3,4 juta ton, untuk jagung dengan produksi 2 juta ton.

Rabu, 15 November 2017 (Srf/Yy )