Gubernur Sulawesi Selatan, H. Syahrul Yasin Limpo, meresmikan patung Sultan Hasanuddin yang berdiri kokoh di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, Rabu (19/10/2016). Peresmian patung setinggi 23 meter tersebut merupakan rangkaian peringatan Hari Jadi Sulsel ke-347.
Direktur Keuangan Angkasa Pura I Persero, Novrihandri, mengatakan, kehadiran patung sebagai perwujudan pahlawan nasional Sultan Hasanuddin yang merupakan sosok pahlawan kebanggaan masyarakat Sulsel adalah sosok pemersatu nusantara. Hal ini dapat dilihat dari sejarah Sultan Hasanuddin, dimana saat ia berusia 20 tahun, sudah berani menjadi utusan kerajaan mengelilingi nusantara.
"Hal ini kurang lebih sama dengan hierarki bandara ini sebagai pengumpul primer atau hub atau tempat transit terbesar di KTI, yang mencakup pelayanan luas dari berbagai bandara di seluruh wilayah KTI," kata Novrihandri.
Novrihandri mengungkapkan, dengan kondisi cakupan pelayanan yang luas, maka jelas peningkatan volume baik penumpang, pesawat dan kargo dari tahun ke tahun sangat dirasakan. Saat ini, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar telah masuk dalam rencana untuk pengembangan, dimana dalam perencanaan panjang ke depan akan dibangun terminal penumpang berkapasitas sampai dengan 50 juta penumpang per tahun.
"Hal tersebut didasari dengan target Angkasa Pura Airport untuk menuju bandara bertaraf kelas dunia," ujarnya.
Sementara, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, mengungkapkan, patung tersebut dibangun lima tahun lalu. Ada sejarah yang berbeda pada pendirian bandara tersebut dan merupakan kontribusi Pemda Maros, Pemkot Makassar, dan Pemprov Sulsel, yang sepakat untuk memperbaiki negeri ini konektifitasnya harus baik.
"Ini di era SBY -JK. Bandara ini penuh konten lokal, mulai dari arsitek dan lainnya," kata Syahrul.
Ia pun mengingatkan pihak Angkasa Pura terhadap komitmen yang ada sebelumnya. VIP Pemprov harus tetap di dalam dan jangan dikeluarkan.
"Itu sudah komitmen kita jauh sebelumnya. Jadi, jangan coba-coba keluarkan VIP Pemprov yang ada di dalam bandara," tegasnya.
Syahrul menambahkan, pihaknya yang mengusulkan untuk mengganti nama dari airport Hasanuddin menjadi Sultan Hasanuddin. Patung tersebut menjadi komitmen kejiwaan, semangat Sultan Hasanuddin adalah semangat nasional kebangsaan. Seorang pejuang yang selalu mementingkan kepentingan bangsa.
"Patung ini sebagai simbolik NKRI," pungkasnya.
Rabu, 19 Oktober 2016 (Dw/Er)