Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo melakukan soft launching Masjid Asmaul Husna 99 Kubah, di Kawasan Center Point of Indonesia (CPI), Jumat (16/3/2018). Soft launching masjid unik tersebut tidak dengan pengguntingan pita, tetapi dengan ucapan basmalah (bismillah).
"Masjid Asmaul Husna 99 Kubah di Kawasan Center Point of Indonesia, hari ini saya soft launching dengan ucapan bismillahirrahmanirrahim," ujar Syahrul.
Ia mengatakan, masjid ini akan menjadi masjid yang nyaman, menjadi kebanggaan masyarakat Sulsel, serta pusat Syiar Islam.
"Masjid ini cukup bagus kan? Cukup enak, berada di masjid ini, betul? Pak Kiay mudah-mudahan dengan doanya masjid ini akan menjadi masjid penuh ketenangan bagi Sulsel, bagi bangsa, khususnya umat Islam yang ada di tempat ini," katanya.
Ia kemudian menjelaskan, pada saat awal rencana hadirnya CPI, sebagai gubernur ia memperjuangkan hadirnya masjid ini. Jika tidak dikendalikan oleh pemerintah, bukan masjid yang akan dibangun tetapi hotel. Bahkan Ia harus menghadapi enam kali pengadilan dengan tuduhan melakukan tindakan korupsi.
Gubernur menambahkan, pembangunan masjid ini belum selesai. Akan dilengkapi dengan pasir putih di halaman depan (terintegrasi dengan Kawasan Pasir Putih) dan fasilitas air mancur menari. Serta akan hadir taman yang menyambungkan Wisma Negara, Rumah Sakit Griatris (Lansia) dan Stemcell.
Untuk itu, Syahrul yang akan mengakhiri masa jabatanya dalam 24 hari kedepan ini, meminta untuk dijaga dan dilanjutkan pembangunannya.
"Yang ada adalah yang baik ini harus diteruskan, masjid ini harus diteruskan, masjid ini harus selesai, masjid ini harus menjadi kebanggaan orang Sulsel. Menjadi masjid yang dikagumi dunia, menjadi masjid dengan karakter berbeda," tegasnya.
Ia juga menceritakan bahwa untuk pembangunan masjid ini sempat disangsikan, sama ketika akan membangun kincir angin di Sidrap dan kereta api di Sulsel. Namun, Pemerintah Sulsel dapat membangunnya.
Pembangunan masjid ini juga sesuai prosedur yang ada dan tidak ada yang dilanggar. Ini didukung oleh peraturan presiden, persetujuan tiga menteri, regulasi yang diikuti, serta yang menang proyek juga dilakukan penenderan.
"Saya punya niat untuk Allah, ini baik untuk rakyat, jangankan masalah hukum, tiang gantungan pun saya siap. Demi Allah saya bicara di masjid, Tuhan ampunkan saya, perjalankan saya," ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Sulsel, Andi Darmawan Bintang, menjelaskan, pembangunan masjid ini diawali saat gubernur melakukan peletakan batu pertama pada 1 Juni 2017 lalu. Untuk tahap pertama akan berakhir 31 Maret 2018, setelah mengalami perpanjangan selama 90 hari, karena alasan teknis maupun faktor yang tidak bisa terhindarkan.
Masjid ini akan melalui pembangunan dengan tiga tahap. Hingga saat ini, biaya yang sudah dialokasikan sebesar Rp 60 miliar. Terdiri dari Rp 58,6 miliar untuk konstruksi dan Rp 1,2 miliar untuk supervisi.
Sedangkan untuk tahun 2018 telah teralokasi Rp 71 miliar dan akan menyelesaikan 75-80 persen pembangunan, termasuk penutup dan lantai.
"Tahun 2019 merupakan penyelesaian tahap akhir. Adapun, total jemaah yang ditampung sebanyak 15 ribu orang," ungkap Darmawan.
Usai acara soft launching, Syahrul bersama ustadz Maulana beserta semua undangan dan masyarakat yang hadir melaksanakan shalat ashar berjamaah.
Jumat, 16 Maret 2018 (Ytm/Er)